Postingan

Menampilkan postingan dari Februari, 2013

ANTARA MAWAR DAN MELATI

Udara yang dingin menusuk kalbu, rintik-rintik hujan seakan menambah dingin malam ini, segelas coklat panas sedikit membuat badan aku terasa hangat. Kami bertiga berkumpul di ruang tengah aku (Intan), Mas Andang (suamiku) dan Ummi Lestari (ibu mertua aku). Kami bertiga tinggal dirumah yang sangat besar, sepi rasanya ... sudah 7 tahun kami menikah tapi belum juga dikaruniai keturunan, sampai kapan kami harus bersabar ya ... Allah. "Apa kamu sudah berpikir masak-masak Intan ... kata Ummi mengawali pembicaraan, apa kamu sudah yakin kalau suamimu poligami, belum tentu juga suamimu itu bersikap adil bukan pahala yang suamimu dapat, melainkan dosa yang di dapat" kata Ummi kasih nasehat ku. "Insyaallah Intan siap Ummi, aku ikhlas kalau Mas Andang menikah lagi toh bukan orang lain yang menjadi istri ke 2 nya, tidak lain dan tidak bukan Laras adik kandung aku sendiri". "Tapi bagaimana dengan Andang, apa dia setuju menikahi adikmu kan kamu sudah berusaha membujuk...

ALUNA

Angin sawah mengibaskan rambutnya yang se-bahu, tangan kecilnya memegang rumput gajah yang menjulang tinggi, kakinya yang kecil berpijak diatas lumpur, bibirnya tersenyum simpul memandang anak kecil sebayanya yang berlarian mengejar layang-layang putus, dialah "ALUNA" si pemilik tubuh mungil itu. Gadis berusia 10 tahun itu, sudah seminggu tinggal di kampung kecil kawasan Yogyakarta. Gadis yang harus ikut Mak Kasti pengasuhnya yang tinggal di kampung, tak ada pilihan lain bagi Luna (begitu ia disapa), selain ikut Mak Kasti yang telah mengasuhnya sejak bayi. Luna telah menganggap Mak Kasti seperti ibunya sendiri, orangtuanya sendiri sedang mengalami masalah yang pelik,Mamanya yang seorang pejabat tinggi harus mendekam di penjara karena masalah korupsi yang dituduhkan kepadanya.Papanya yang seorang pengusaha kaya lebih mementingkan pekerjaan dan tante Lisa nya. Ya ... Luna yang seorang anak tunggal lebih memilih ikut Mak Kasti, karena di Jakarta ia tak tahan dengan sindiran ...