SERIBU MAWAR PUTIH
Suara kicauan burung pipit beryanyi dengan merdunya seolah-olah menyambut sinar mentari yang hangat.Pohon-pohon bambu diseberang makam seolah-olah berbisik-bisik melihat kehadiranku.Semilir angin pagi mengusap lembut pipiku yang basah oleh barisan air mata.
Ini adalah hari ketiga aku mengunjungi makam papa.Ada perasaan sedih yang teramat sangat,mengingat betapa cepatnya papa meninggalkan ku.Rasanya baru sebentar aku dan papa berkumpul setelah 2 tahun aku meninggalkan papa untuk melanjutkan study ku.Tapi kini aku harus melanjutkan hidupku tanpa papa.Aku harus kuat...,aku harus kuat supaya bisa terus menjaga mama,orang yang paling aku sayangi didunia ini selain papa.
Hari mulai siang,aku beranjak pergi meninggalkan makam ini.Sepi...ada perasaan takut dihati.Baru berjalan beberapa langkah,aku melihat dari kejauhan seorang pemuda yang usianya sebaya denganku.Pemuda itu membawa se tangkai mawar putih di tangannya,kemudian pemuda itu meletakkan mawar itu di salah satu makam.Pemuda itu berdoa dan mengusap makam itu lalu pergi begitu saja,tanpa melihat keberadaanku.Siapa pemuda itu?kataku dalam hati.Karena rasa penasaran yang teramat sangat,aku segera menuju makam itu,makam yang di atasnya ditaruh se tangkai mawar putih.Aku amati makam itu,Diatas batu nisan tertulis nama Amanda.Aku kaget,namanya sama dengan namaku.Rupanya Amanda meninggal 1 tahun yang lalu dan ketika meninggal usianya baru 22 tahun.Usia yang masih sangat muda.Aku turut prihatin,Tapi aku heran,siapa pemuda tadi?tampaknya dia sering datang ke makam ini,buktinya ada banyak bunga mawar kering diatas pusaranya.Ada hubungan apa dia dengan Amanda?ah....kenapa aku begitu penasaran toh itu bukan urusanku.
Ini adalah hari ketujuh aku mengunjungi makam papa.Aku masih saja menangis meratapi kepergian nya.Rasanya aku belum bisa ikhlas melepas kepergian nya.Tak henti hentinya air mata ini bercucuran mengingat semua tentang papa.Lamunan ku menerawang jauh.....hingga akhirnya lamunan ku buyar karena mendengar suara laki-laki di belakangku.Aku kaget rupanya suara itu milik pemuda yang sering mengunjungi makam Amanda,Pemuda tadi memperkenalkan diri sambil mengulurkan tangannya,"Namaku Gading",dan akupun mengulurkan tanganku seraya berkata "Namaku Amanda".Setelah kami berjabat tangan lalu Gading pergi begitu saja tanpa berkata apa apa.Aku heran ada apa dengan Gading?aku semakin tak mengerti.
Ini adalah hari ketujuh aku mengunjungi makam papa.Aku masih saja menangis meratapi kepergian nya.Rasanya aku belum bisa ikhlas melepas kepergian nya.Tak henti hentinya air mata ini bercucuran mengingat semua tentang papa.Lamunan ku menerawang jauh.....hingga akhirnya lamunan ku buyar karena mendengar suara laki-laki di belakangku.Aku kaget rupanya suara itu milik pemuda yang sering mengunjungi makam Amanda,Pemuda tadi memperkenalkan diri sambil mengulurkan tangannya,"Namaku Gading",dan akupun mengulurkan tanganku seraya berkata "Namaku Amanda".Setelah kami berjabat tangan lalu Gading pergi begitu saja tanpa berkata apa apa.Aku heran ada apa dengan Gading?aku semakin tak mengerti.
Ini adalah hari ke empat puluh aku mengunjungi makam papa.Aku masih saja meneteskan air mata.Sehabis membacakan doa dan membersihkan makam papa tak lupa aku membacakan catatan di buku diary ku.Di buku ini berisi catatan keseharianku,dibuku ini pula kutuliskan semua curahan isi hatiku,bagaimana perasaanku dan bagaimana kehidupanku setelah papa meninggalkanku.Ada perasaan lega setelah membacakan semuanya.Seolah-olah papa mendengarkan semua ceritaku.
"Hebat kamu...jaman sekarang masih mau menilis diary,rajin amat itu tangan?"kata suara dibelakangku.
Akupun menoleh ternyata suara Gading.Aku terkejut sejak kapan Gading berdiri di sini dan mendengarkan ceritaku ku.Jujur saja aku sangat malu.Untuk menutupi rasa malu ku,aku berusaha mengalihkan pembicaraan,sebelum Gading pergi lagi.Aku memberanikan diri bertanya tentang makam Amanda.
"Eh...teryata kamu,sejak kapan kamu berdiri di sini"tanyaku.
"Eh...teryata kamu,sejak kapan kamu berdiri di sini"tanyaku.
"Sejak subuh" jawab Gading nyeleneh.
"Masa sih"jawabku singkat.
"Perasaan yang berdiri di belakangku dari tadi batu nisan"jawabku sekenanya.
"Wah parah banget,harus segera konsul ke dokter mata"jawab gading sambil tersenyum.
Ketika melihat Gading tersenyum baru ku beranikan diri bertanya kepadanya tentang makam Amanda.Gading tidak langsung menjawab,tetapi dia mengajak ku ke makam Amanda,dan di makam ini dia bercerita banyak tentang Amanda.Rupanya Amanda adalah kekasihnya yang telah meninggal akibat kecelakaan mobil,Gading sangat terpukul atas kepergian Amanda yang sangat tiba-tiba,Padahal satu bulan lagi Amanda akan berulang tahun.
Butuh waktu lama bagi Gading untuk melupakan sosok Amanda.Karena Amanda sangat berarti baginya.Bahkan saking berarti dan saking cintanya Gading rela datang setiap hari ke makam Amanda dan membawakan nya se tangkai mawar putih kesukaan nya.Gading berjanji akan memberikan mawar putih itu sampai ke seribu hari kepergian Amanda.Dia ingin sekali memberi Amanda seribu mawar putih.Seperti janjinya dulu ketika Amanda masih hidup,Gading ingin menikahi Amanda ketika berusia 24 tahun dengan menghadiahinya seribu mawar putih.Tetapi belum sempat semua itu terjadi takdir berkata lain, Amanda sudah dipanggil terlebih dahulu.
Tak terasa air mata ku menetes.Aku sangat terharu mendengar kisah Gading.Sebelum nya aku merasa akulah orang yang paling menderita di dunia ini karena kehilangan papa orang yang paling aku cintai,tapi ternyata aku tak sendiri masih banyak orang yang senasib denganku.Contohnya Gading, tapi Gading mampu bangkit dari kesedihan.Dia berusaha ingin membuat Amanda bahagia dengan memberikannya seribu mawar putih setiap hari.Harusnya aku bisa seperti Gading,harusnya aku bisa segera mewujudkan keinginan papa semasa hidupnya dengan membuat papa bangga melihat anaknya menjadi seorang dokter seperti impian dan cita-cita papa.
Ini adalah hari ke seratus aku mengunjungi makam papa.Kali ini aku tak sendiri,aku ditemani Gading.Ya...sejak pertemuan ku di hari ke empat puluh itu,aku dan Gading semakin akrab.Kami sering bertemu dan saling bertukar cerita.Dan aku baru tau selain setia Gading juga baik,romantis dan apa adanya.Gading juga menyemangati ku agar aku lebih semangat kuliah.Dari Gading lah aku banyak belajar kalau hidup harus terus berjalan walau kadang hati dan pikiran tidak sejalan.Tak lupa aku menemani Gading menaruh mawar putih di makam Amanda.Gading memintaku agar terus menemani nya menaruh mawar putih ini sampai di hari ke seribu nanti.
Ini adalah hari ke seribu aku menemani Gading ke makam Amanda.Aku melihat Gading meneteskan air mata.Gading telah memenuhi janjinya kepada Amanda dengan memberinya mawar putih yang ke seribu.Aku juga tak kuasa membendung air mataku yang menetes membasahi pipi.Belum pernah aku melihat Gading se sedih ini.
Tak terasa air mata ku menetes.Aku sangat terharu mendengar kisah Gading.Sebelum nya aku merasa akulah orang yang paling menderita di dunia ini karena kehilangan papa orang yang paling aku cintai,tapi ternyata aku tak sendiri masih banyak orang yang senasib denganku.Contohnya Gading, tapi Gading mampu bangkit dari kesedihan.Dia berusaha ingin membuat Amanda bahagia dengan memberikannya seribu mawar putih setiap hari.Harusnya aku bisa seperti Gading,harusnya aku bisa segera mewujudkan keinginan papa semasa hidupnya dengan membuat papa bangga melihat anaknya menjadi seorang dokter seperti impian dan cita-cita papa.
Ini adalah hari ke seratus aku mengunjungi makam papa.Kali ini aku tak sendiri,aku ditemani Gading.Ya...sejak pertemuan ku di hari ke empat puluh itu,aku dan Gading semakin akrab.Kami sering bertemu dan saling bertukar cerita.Dan aku baru tau selain setia Gading juga baik,romantis dan apa adanya.Gading juga menyemangati ku agar aku lebih semangat kuliah.Dari Gading lah aku banyak belajar kalau hidup harus terus berjalan walau kadang hati dan pikiran tidak sejalan.Tak lupa aku menemani Gading menaruh mawar putih di makam Amanda.Gading memintaku agar terus menemani nya menaruh mawar putih ini sampai di hari ke seribu nanti.
Ini adalah hari ke seribu aku menemani Gading ke makam Amanda.Aku melihat Gading meneteskan air mata.Gading telah memenuhi janjinya kepada Amanda dengan memberinya mawar putih yang ke seribu.Aku juga tak kuasa membendung air mataku yang menetes membasahi pipi.Belum pernah aku melihat Gading se sedih ini.
Sebelum kami meninggalkan makam Amanda,Gading mengusap makam itu dan meletakkan se tangkai mawar putih di atasnya lalu berkata"aku tak akan pernah berhenti memberimu mawar putih walaupun tidak setiap hari,dan aku akan berbagi mawar itu dengan Amanda yang lain Amanda yang sama-sama mencintai ku dan sama-sama mencintai mawar putih ini"kata Gading sambil mengenggam tanganku dan mengajak ku berlalu meninggalkan makam itu menuju makam papa.
Penulis:Etik Noviana
Penulis:Etik Noviana
Komentar
Posting Komentar