AKU INGIN BERUBAH
Segala sesuatu hal kalau dilakukan setiap hari dan secara terus menerus pasti akan sangat membosankan.Seperti malam ini.Ini adalah malam jumat dan seperti biasa aku harus bersiap-siap untuk berangkat ke masjid untuk mengaji, hari ini ada jadwal pengajian remaja. Aku harus bersiap-siap sebelum Ummi menyuruh ku. Ya..., setiap hari kegiatan aku hanya mengaji dan mengaji, bosan rasanya. aku hampir tak punya kesempatan untuk bermain dengan teman sebayaku.Umi dan Abi terlalu membatasi ruang gerak ku. Aku hanya boleh main dengan teman mengaji dan teman sekolah yang sudah mereka kenal dan mereka kenal siapa orang tuanya. Aku kadang-kadang heran kok ada ya orang tua seperti itu.
Namaku Anas umur ku 15 tahun.Aku adalah anak tunggal, mungkin karena aku anak tunggal,Umi dan Abi jadi ketat menjaga ku.Aku hidup dalam keluarga religius.Abi seorang pemuka agama begitu pula dengan Umi. Setiap hari makananku buku bacaan agama Islam dan Alquran.Jadi jangan heran setiap kali ada pertanyaan soal Agama Islam aku pasti bisa menjawab. Sudah banyak piala yang aku raih dari berbagai lomba, mulai dari lomba Azan, lomba membaca Alquran, lomba cerdas cermat Agama dan lain-lain. Piala-piala itulah yang selalu membuat bangga Abi dan Umi.
Hari ini pengumuman kelulusan di SMP ku.Alhamdulillah akhirnya aku lulus juga dan dengan nilai paling bagus di sekolah.Umi dan Abi memeluk ku dengan erat dan tak henti-hentinya bersyukur. Aku ingin melanjutkan sekolah ke SMA pilihan ku dan orang tuaku menyetujuinya.
Sudah seminggu aku memakai baju putih abu-abu.Bangga rasanya dengan baju ini, aku merasa benar-benar menjadi seorang remaja. Temanku baru semua dan aku baru mengenal beberapa saja, Anang, Dino, Aditya, Indra. Mereka semua satu kelas denganku dan sekaligus sudah menjadi sahabatku. Pergaulan di SMP dan SMA jauh berbeda.Aku benar-benar kaget. Dari merekalah aku mendapatkan hal-hal baru.Mereka mengajakku nonton video porno di handphone ketika jam istirahat tiba dan ketika jam istirahat usai mereka langsung menghapusnya sebelum ketahuan guru. Rupanya hal seperti itu sudah sering mereka lakukan sejak SMP.Pertama kali menonton ada perasaan takut ketahuan karena belum pernah aku menonton sama sekali tetapi lama kelamaan aku seperti ketagihan setiap hari harus menonton film yang baru.
Tidak hanya di sekolah kami menonton, tapi juga dirumah Anang. Sebenarnya aku susah mendapat ijin keluar rumah, walaupun dengan alasan belajar kelompok.Umi tetap tak percaya.Umi malah menyarankan supaya belajar kelompoknya dirumah ini saja. Untung sahabatku tak kurang akal, mereka menjemput dengan berbusana rapi dan memakai kopiah supaya Umi percaya kalau mereka anak baik-baik. Dan benar saja Umi langsung mengijinkan ku.Bahkan kini Umi tak pernah melarang ku lagi.
Berada dirumah Anang memang menyenangkan.Kami bebas melakukan apa saja, karena rumah Anang besar, jauh dari pemukiman penduduk dan sepi pula. Anang adalah anak tunggal, dia anak orang kaya. Mama dan Papanya orang sibuk dan jarang dirumah. Memang sih ada pembantu tapi setelah pekerjaan rumah selesai pembantu itu pulang karena harus menyusui bayinya.Lagi pula rumahnya dekat dengan rumah Anang.
Dirumah Anang inilah kami mencoba hal-hal baru dan kali ini merokok. Pertama kali mencoba kami semua batuk-batuk.Aku langsung tak mau mencoba lagi.Sedangkan mereka masih penasaran dan terus mencoba, akhirnya satu bungkus rokok habis juga. Kini lama-lama mereka jadi ketagihan rokok, mereka rela menyisihkan uang jajan mereka untuk membeli rokok. Mereka bahkan sering memaksa ku untuk merokok tapi aku tetap tak mau, karena setiap kali aku mencoba aku selalu batuk dan tak tahan dengan asapnya.
Malam ini Umi dan Abi memarahiku karena nilai-nilai ku jelek.Umi heran padahal aku sering belajar kelompok tapi nilai ku tetap jelek. Kali ini Umi benar-benar melarang ku keluar rumah.Umi malah mendatangkan guru les dirumah. Aku tak bisa berbuat apa-apa selain belajar supaya nilai ku bagus.Aku kembali menjadi anak Abi dan Umi.Kangen rasanya bisa kumpul dengan sahabatku.Kita hanya bisa berjumpa di sekolah. Sudah hampir 3 bulan aku tak keluar rumah.
Lama kelamaan sahabatku tak tega juga melihat ku bagai burung di sangkar emas.Mereka menjemput ku kerumah dengan alasan ingin mengajak ku menggaji dan Umi percaya karena penampilan mereka meyakinkan.Mereka memakai sarung dan baju koko beserta kopiah. Aku senang sekali seperti burung keluar dari sangkar. Dan seperti biasa rumah Anang tujuannya.Sesampainya dirumah Anang aku sangat terkejut karena ada cewek-cewek cantik disana, rupanya mereka pacar Anang, Dino dan Aditya.Hanya Indra dan aku lah yang belum punya pacar. Entahlah untuk urusan yang satu ini aku belum terlalu memikirkan.
Kini aku lebih nyaman berada dirumah Anang daripada berada dirumah ku sendiri.Kalau dirumah setiap hari aku hanya disuruh mengaji.Sedangkan dirumah Anang aku dapat mencoba hal-hal baru yang belum pernah aku dapatkan dirumah. Kali ini Anang berulang tahun dan merayakannya dengan pesta besar-besaran. Anang tampak bergembira walaupun tanpa kehadiran orang tuanya dan pesta pun berjalan meriah sampai pesta berakhir. Setelah tamu undangan pulang kami melanjutkan pesta kembali dengan meminum-minuman keras. Aku dipaksa untuk meminumnya.Tapi baru mencoba satu teguk, aku langsung muntah-muntah dan aku tak mau lagi meminumnya karena rasanya aneh di mulutku. Sedangkan keempat sahabatku mereka sudah terbiasa jadi tak heran mereka meminumnya sampai mabuk. Ah... aku memang tak berbakat jadi anak gaul baru merokok dan meminum-minuman keras saja aku tak sanggup.
Masa SMA adalah masa yang paling indah.Masa dimana aku bisa mencoba hal-hal baru.Masa dimana aku mencari jati diri. Apalagi aku mempunyai teman-teman yang gaul dan setia kawan.Kami sering sekali nongkrong dirumah Anang. Walaupun Anang sekarang jarang dirumah karena sibuk pacaran dengan Puput, tapi itu tak jadi soal kita masih bisa senang-senang. Kali ini Aditya mengeluarkan sesuatu dari dalam sakunya, satu plastik kecil berisi obat. Aku tak tau itu obat apa? kata Aditya, kalau kita meminum obat ini kita bisa merasakan sensasi luar biasa, kita serasa terbang melayang jauh dan tak akan ingat apa-apa lagi, kita akan lupa segalanya. Aditya menyuruh kami mencobanya tapi kami bertiga masih ragu.Tanpa berpikir panjang lagi Aditya langsung memberi contoh menegak beberapa obat itu, tidak beberapa lama Aditya jatuh dan kejang-kejang dari mulutnya keluar busa. Kami semua panik dan meminta tolong kepada tetangga sekitar rumah Anang.Tetapi sayang belum sempat sampai rumah sakit nyawa Aditya tak tertolong.Kami bertiga menangis.Ternyata kata dokter Aditya over dosis obat.
Sejak kejadian meninggalnya Aditya, kami sangat terpukul. Apalagi ada hal lain yang cukup memprihatinkan.Anang harus berurusan dengan polisi karena kasus aborsi yang dilakukan Puput. Anang lah yang mengantar Puput ke dukun beranak, karena Puput mengandung anaknya. Tapi malang bagi Puput dia pendarahan dan meninggal dunia. Tidak hanya itu kami juga harus sering ke kantor polisi untuk menjadi saksi kasus Aditya kemarin.
Aku sangat menyesal dengan perbuatanku selama ini.Walaupun aku belum terlalu terjerumus dengan pergaulan bebas tetapi aku sudah mempermalukan diriku sendiri dan juga mempermalukan ke dua orang tua ku. Untungnya Umi dan Abi tak memarahi ku atas kejadian ini.Beliau hanya menasehatiku agar aku tak mengulangi perbuatan ini dan berpesan agar aku harus hati-hati dalam memilih teman. Ya..., kali ini aku akui aku memang bodoh dalam memilih teman secara tidak langsung aku hampir saja terjerumus dengan pergaulan bebas.Mulai dari merokok, minuman keras, menonton video porno. Dari menonton itulah bukan tidak mungkin aku akan melakukan seks bebas, seperti yang dilakukan Anang dan Puput. Harusnya aku memang berteman dengan teman-temanku pengajian dulu. Selama ini orang tuaku tak salah mendidik ku.Aku saja yang tidak bersyukur memiliki orang tua seperti mereka.
Teryata Allah masih menyayangi hambanya ini, sebelum semuanya terlambat Allah telah menegur ku. Aku ingin kembali seperti dulu lagi, menjadi anak yang penurut kepada Abi dan Umi.Aku ingin hari-hari seperti dulu lagi, selalu pergi mengaji dan mengaji. Aku ingin menebus kesalahanku kepada Abi dan Umi.Aku ingin berubah.Aku inggin tinggal di pondok pesantren karena disana aku akan mempunyai teman yang membawa ku ke hal-hal yang positif. Aku juga ingin mengajak Indra dan Dino,karena mereka juga ingin berubah sama sepertiku.
Yogyakarta, 21 April 2013
Penulis: Etik Noviana
Namaku Anas umur ku 15 tahun.Aku adalah anak tunggal, mungkin karena aku anak tunggal,Umi dan Abi jadi ketat menjaga ku.Aku hidup dalam keluarga religius.Abi seorang pemuka agama begitu pula dengan Umi. Setiap hari makananku buku bacaan agama Islam dan Alquran.Jadi jangan heran setiap kali ada pertanyaan soal Agama Islam aku pasti bisa menjawab. Sudah banyak piala yang aku raih dari berbagai lomba, mulai dari lomba Azan, lomba membaca Alquran, lomba cerdas cermat Agama dan lain-lain. Piala-piala itulah yang selalu membuat bangga Abi dan Umi.
Hari ini pengumuman kelulusan di SMP ku.Alhamdulillah akhirnya aku lulus juga dan dengan nilai paling bagus di sekolah.Umi dan Abi memeluk ku dengan erat dan tak henti-hentinya bersyukur. Aku ingin melanjutkan sekolah ke SMA pilihan ku dan orang tuaku menyetujuinya.
Sudah seminggu aku memakai baju putih abu-abu.Bangga rasanya dengan baju ini, aku merasa benar-benar menjadi seorang remaja. Temanku baru semua dan aku baru mengenal beberapa saja, Anang, Dino, Aditya, Indra. Mereka semua satu kelas denganku dan sekaligus sudah menjadi sahabatku. Pergaulan di SMP dan SMA jauh berbeda.Aku benar-benar kaget. Dari merekalah aku mendapatkan hal-hal baru.Mereka mengajakku nonton video porno di handphone ketika jam istirahat tiba dan ketika jam istirahat usai mereka langsung menghapusnya sebelum ketahuan guru. Rupanya hal seperti itu sudah sering mereka lakukan sejak SMP.Pertama kali menonton ada perasaan takut ketahuan karena belum pernah aku menonton sama sekali tetapi lama kelamaan aku seperti ketagihan setiap hari harus menonton film yang baru.
Tidak hanya di sekolah kami menonton, tapi juga dirumah Anang. Sebenarnya aku susah mendapat ijin keluar rumah, walaupun dengan alasan belajar kelompok.Umi tetap tak percaya.Umi malah menyarankan supaya belajar kelompoknya dirumah ini saja. Untung sahabatku tak kurang akal, mereka menjemput dengan berbusana rapi dan memakai kopiah supaya Umi percaya kalau mereka anak baik-baik. Dan benar saja Umi langsung mengijinkan ku.Bahkan kini Umi tak pernah melarang ku lagi.
Berada dirumah Anang memang menyenangkan.Kami bebas melakukan apa saja, karena rumah Anang besar, jauh dari pemukiman penduduk dan sepi pula. Anang adalah anak tunggal, dia anak orang kaya. Mama dan Papanya orang sibuk dan jarang dirumah. Memang sih ada pembantu tapi setelah pekerjaan rumah selesai pembantu itu pulang karena harus menyusui bayinya.Lagi pula rumahnya dekat dengan rumah Anang.
Dirumah Anang inilah kami mencoba hal-hal baru dan kali ini merokok. Pertama kali mencoba kami semua batuk-batuk.Aku langsung tak mau mencoba lagi.Sedangkan mereka masih penasaran dan terus mencoba, akhirnya satu bungkus rokok habis juga. Kini lama-lama mereka jadi ketagihan rokok, mereka rela menyisihkan uang jajan mereka untuk membeli rokok. Mereka bahkan sering memaksa ku untuk merokok tapi aku tetap tak mau, karena setiap kali aku mencoba aku selalu batuk dan tak tahan dengan asapnya.
Malam ini Umi dan Abi memarahiku karena nilai-nilai ku jelek.Umi heran padahal aku sering belajar kelompok tapi nilai ku tetap jelek. Kali ini Umi benar-benar melarang ku keluar rumah.Umi malah mendatangkan guru les dirumah. Aku tak bisa berbuat apa-apa selain belajar supaya nilai ku bagus.Aku kembali menjadi anak Abi dan Umi.Kangen rasanya bisa kumpul dengan sahabatku.Kita hanya bisa berjumpa di sekolah. Sudah hampir 3 bulan aku tak keluar rumah.
Lama kelamaan sahabatku tak tega juga melihat ku bagai burung di sangkar emas.Mereka menjemput ku kerumah dengan alasan ingin mengajak ku menggaji dan Umi percaya karena penampilan mereka meyakinkan.Mereka memakai sarung dan baju koko beserta kopiah. Aku senang sekali seperti burung keluar dari sangkar. Dan seperti biasa rumah Anang tujuannya.Sesampainya dirumah Anang aku sangat terkejut karena ada cewek-cewek cantik disana, rupanya mereka pacar Anang, Dino dan Aditya.Hanya Indra dan aku lah yang belum punya pacar. Entahlah untuk urusan yang satu ini aku belum terlalu memikirkan.
Kini aku lebih nyaman berada dirumah Anang daripada berada dirumah ku sendiri.Kalau dirumah setiap hari aku hanya disuruh mengaji.Sedangkan dirumah Anang aku dapat mencoba hal-hal baru yang belum pernah aku dapatkan dirumah. Kali ini Anang berulang tahun dan merayakannya dengan pesta besar-besaran. Anang tampak bergembira walaupun tanpa kehadiran orang tuanya dan pesta pun berjalan meriah sampai pesta berakhir. Setelah tamu undangan pulang kami melanjutkan pesta kembali dengan meminum-minuman keras. Aku dipaksa untuk meminumnya.Tapi baru mencoba satu teguk, aku langsung muntah-muntah dan aku tak mau lagi meminumnya karena rasanya aneh di mulutku. Sedangkan keempat sahabatku mereka sudah terbiasa jadi tak heran mereka meminumnya sampai mabuk. Ah... aku memang tak berbakat jadi anak gaul baru merokok dan meminum-minuman keras saja aku tak sanggup.
Masa SMA adalah masa yang paling indah.Masa dimana aku bisa mencoba hal-hal baru.Masa dimana aku mencari jati diri. Apalagi aku mempunyai teman-teman yang gaul dan setia kawan.Kami sering sekali nongkrong dirumah Anang. Walaupun Anang sekarang jarang dirumah karena sibuk pacaran dengan Puput, tapi itu tak jadi soal kita masih bisa senang-senang. Kali ini Aditya mengeluarkan sesuatu dari dalam sakunya, satu plastik kecil berisi obat. Aku tak tau itu obat apa? kata Aditya, kalau kita meminum obat ini kita bisa merasakan sensasi luar biasa, kita serasa terbang melayang jauh dan tak akan ingat apa-apa lagi, kita akan lupa segalanya. Aditya menyuruh kami mencobanya tapi kami bertiga masih ragu.Tanpa berpikir panjang lagi Aditya langsung memberi contoh menegak beberapa obat itu, tidak beberapa lama Aditya jatuh dan kejang-kejang dari mulutnya keluar busa. Kami semua panik dan meminta tolong kepada tetangga sekitar rumah Anang.Tetapi sayang belum sempat sampai rumah sakit nyawa Aditya tak tertolong.Kami bertiga menangis.Ternyata kata dokter Aditya over dosis obat.
Sejak kejadian meninggalnya Aditya, kami sangat terpukul. Apalagi ada hal lain yang cukup memprihatinkan.Anang harus berurusan dengan polisi karena kasus aborsi yang dilakukan Puput. Anang lah yang mengantar Puput ke dukun beranak, karena Puput mengandung anaknya. Tapi malang bagi Puput dia pendarahan dan meninggal dunia. Tidak hanya itu kami juga harus sering ke kantor polisi untuk menjadi saksi kasus Aditya kemarin.
Aku sangat menyesal dengan perbuatanku selama ini.Walaupun aku belum terlalu terjerumus dengan pergaulan bebas tetapi aku sudah mempermalukan diriku sendiri dan juga mempermalukan ke dua orang tua ku. Untungnya Umi dan Abi tak memarahi ku atas kejadian ini.Beliau hanya menasehatiku agar aku tak mengulangi perbuatan ini dan berpesan agar aku harus hati-hati dalam memilih teman. Ya..., kali ini aku akui aku memang bodoh dalam memilih teman secara tidak langsung aku hampir saja terjerumus dengan pergaulan bebas.Mulai dari merokok, minuman keras, menonton video porno. Dari menonton itulah bukan tidak mungkin aku akan melakukan seks bebas, seperti yang dilakukan Anang dan Puput. Harusnya aku memang berteman dengan teman-temanku pengajian dulu. Selama ini orang tuaku tak salah mendidik ku.Aku saja yang tidak bersyukur memiliki orang tua seperti mereka.
Teryata Allah masih menyayangi hambanya ini, sebelum semuanya terlambat Allah telah menegur ku. Aku ingin kembali seperti dulu lagi, menjadi anak yang penurut kepada Abi dan Umi.Aku ingin hari-hari seperti dulu lagi, selalu pergi mengaji dan mengaji. Aku ingin menebus kesalahanku kepada Abi dan Umi.Aku ingin berubah.Aku inggin tinggal di pondok pesantren karena disana aku akan mempunyai teman yang membawa ku ke hal-hal yang positif. Aku juga ingin mengajak Indra dan Dino,karena mereka juga ingin berubah sama sepertiku.
Yogyakarta, 21 April 2013
Penulis: Etik Noviana
Komentar
Posting Komentar