SANG MANTAN

Aku masih berdiri di depan ruang bersalin ini.Dengan penuh perasaan takut dan cemas menanti kelahiran anak kami. Sebenarnya aku tak sendiri, aku ditemani keluarga besar ku tapi tetap saja aku merasa gelisah.Mungkin karena ini pengalaman pertama ku menunggu istri melahirkan. Sudah lama aku menantikan saat-saat seperti ini. Ya... sudah 3 tahun kami menanti kehadiran buah hati, terutama Diana istriku dia merasa sangat kesepian dirumah setiap kali aku tinggal bekerja. Setelah menikah kami memang hanya tinggal berdua, kami ingin hidup mandiri tanpa merepotkan  kedua orang tua.

Akhirnya setelah kurang lebih dua jam menunggu aku mendengar juga suara tangisan bayi.Aku merasa lega akhirnya aku menjadi seorang ayah.Dokter memanggilku untuk melihat anakku.Aku sangat bersyukur anakku dan istriku sehat dan selamat.Dan yang lebih menggembirakan lagi anakku seorang jagoan.Bagas junior telah lahir ke dunia ini.Ya... namaku Bagas.kara. Mempunyai anak lelaki adalah impian ku dari dulu.Aku sangat bersyukur dan ingin segera memboyong istriku dan anakku pulang ke rumah kami.

Bintang Bagaskara itulah nama anakku.Bintang benar-benar mirip denganku. Aku dan Diana sangat menikmati peran sebagai orang tua baru.kami selalu bergantian setiap malam untuk mengganti popok Bintang. Melihat anak kami tumbuh sehat adalah kebahagiaan buat kami.Tak terasa waktu begitu cepat, Bintang kini telah berusia 9 bulan.Diana tampaknya mulai kerepotan karena Bintang mulai aktif bergerak.

Sebenarnya aku kasihan dengan Diana dia harus kelelahan mengurus Bintang, belum lagi mengurusku dan mengurus rumah ini.Tetapi setiap aku tawari Asisten rumah tangga Diana selalu menolak,alasannya dia masih sanggup mengurus semuanya.Tapi menurutku Diana kerepotan. Dia kesulitan untuk membagi waktu, dia tidak lagi perhatian kepadaku, bahkan dia jarang membuatkan ku sarapan.Dia cuek dan tak pernah lagi tersenyum kepadaku.Ketika aku pulang dari kantor ingin rasanya aku memandang wajah istriku tersenyum manis dan berdandan menyambut suaminya pulang. Tapi semuanya itu tak pernah lagi aku dapatkan semenjak kelahiran buah hati kami.Aku tak menyesali kehadiran Bintang, tapi yang aku sesali mengapa Diana melupakan kewajibannya sebagai seorang istri. Aku maklum pekerjaan rumah dan mengurus anak adalah pekerjaan yang melelahkan tetapi pekerjaan seberat apapun kalau dikerjakan dengan ikhlas pasti akan terasa ringan, kalau sudah merasa lelah Diana jadi suka marah-marah.

Sore ini aku pulang lebih awal.Karena semua pekerjaanku sudah selesai. Aku sudah tak sabar ingin sampai rumah dan bertemu Bintang.Tapi baru saja membuka pintu rumah, Diana langsung menyuruh ku belanja ke supermarket, karena semua kebutuhan rumah tangga sudah habis. Sebenarnya aku sangat lelah tapi melihat Diana memohon aku jadi tak tega, dan berangkatlah aku.

Sesampainya di supermarket aku mulai mencari apa yang mesti aku beli, sesuai dengan cacatan dari Diana, hampir satu jam aku belanja dan akhirnya selesai juga. Aku langsung menuju meja kasir untuk membayar, tapi tiba-tiba punggungku di tepuk seseorang sambil memanggil namaku. Aku pun menoleh, ternyata yang menepuk punggungku adalah Amelia sang mantan pacarku.Aku sangat terkejut sekaligus takjub ketika melihat Amelia, kami saling bertegur sapa dan Amelia mengajakku melanjutkan obrolan  di sebuah kafe.

Aku masih terus memandangi Amelia, dia masih seperti yang dulu, bahkan sekarang jauh lebih cantik. Dia adalah cinta pertama ku.Hampir 7 tahun kami tak bertemu.Setelah lulus SMA Amelia melanjutkan kuliah di Banda Aceh di kota kelahiran ayahnya. Cinta kita putus begitu saja, tapi aku sempat mencari-cari Amelia kala itu dan masih menaruh harapan bisa bertemu dengannya, tapi tahun demi tahun aku menanti, Amelia tak kunjung kembali. Aku sempat berganti-ganti pacar hanya untuk mencari sosok yang sama dengan Amelia, tapi ternyata Amelia tak ada yang menyamai, sampai akhirnya aku bertemu Diana dan menikah dengannya.

Kami masih makan di kafe depan supermarket.Amelia bercerita bahwa dia belum menikah dan belum mempunyai pacar.Mendengar cerita Amelia mengapa hatiku menjadi senang.Padahal Amelia bukan siapa-siapaku lagi. Kita saling bertukar nomor handphone.Sebelum berpisah Amelia berjanji akan sering mengajak ku ketemuan lagi.Aku pun menyambutnya dengan senang hati.

Setelah pertemuan ku dengan Amelia, aku seperti kembali ke masa lalu, setiap saat aku memikirkan nya dan setiap hari aku selalu menghubungi nya.Senang rasanya hati ini.Amelia begitu perhatian beda dengan Diana istriku. Setiap ada waktu aku sering mengajak Amelia jalan dan makan.Sampai akhirnya kita menjalin hubungan yang terlarang. Aku merasa bahagia bila berada di dekat Amelia Andai waktu bisa berputar kembali aku ingin menikahi Amelia.

Hari ini hari minggu aku ingin keluar mengajak Amelia jalan-jalan.Aku harus mencari alasan yang tepat supaya Diana tidak mencurigai ku.Aku berbohong padanya mau menghadiri acara reuni dan aku pura-pura mengajaknya ikut ke acara itu.Tentu saja Diana menolaknya.Dia menyuruhku berangkat sendiri. Baru saja melangkahkan kaki menuju halaman, tiba-tiba kakiku keseleo. Ah... betapa bodohnya aku, kenapa aku bisa lupa kalau ada lubang disini, mungkin karena aku terburu-buru atau mungkin aku kualat sama Diana karena telah berbohong padanya. Aku berteriak-teriak memanggil Diana dan Diana segera datang menolong ku. Kakiku sangat sakit bila digerakkan, dengan susah payah Diana menolong ku masuk ke dalam rumah.

Sudah dua hari aku tak masuk kantor.Kakiku masih sakit ketika digerakkan.Selama aku sakit Diana merawat ku dengan sabar.Dia sangat perhatian.Dia juga bersikap manis dan lembut kepadaku. Aku kadang kasihan juga melihat Diana mengerjakan pekerjaan rumah sambil menggendong Bintang anakku.Belum lagi menolongku mengambilkan ini itu. Aku baru tau kenapa Diana sekarang tak pernah berdandan lagi,boro-boro buat berdandan baru ditinggal sebentar saja Bintang sudah merangkak kemana-mana.Dan aku baru tau  mengapa selama ini Diana jadi jarang tersenyum itu karena dia benar-benar merasa capek, dia tak mungkin melampiaskan emosinya pada Bintang.

Lelaki macam apa aku ini.Seandainya aku yang diposisi Diana apakah aku sanggup?apakah aku sanggup mengerjakan pekerjaan rumah seperti Diana yang mempunyai jam kerja hampir 24 jam non stop.Aku terlalu banyak menuntut dari Diana padahal Diana tak pernah menuntut apa-apa dariku.Sehabis pulang kerja Diana tak pernah menyuruhku membantu pekerjaan rumahnya.Apalagi Diana sudah mempertaruhkan nyawanya untuk melahirkan buah hati kami. Aku sangat berdosa dengan Diana karena sering membohonginya.Dan dosa yang paling susah diampuni adalah berselingkuh dengan Amelia. Aku harus segera memutuskan hubunganku dengan Amelia sebelum semuanya terlambat.

Ini adalah pertemuan terakhirku dengan Amelia.Aku tak mau rumah tanggaku hancur karena hubungan terlarang ini. Untungnya Amelia mau menerima keputusanku untuk mengakhiri hubungan ini,Dia juga sudah dijodohkan oleh orang tua nya. lega rasanya hatiku rumah tanggaku tidak sampai berantakan.

Setelah putus dengan Amelia aku semakin perhatian kepada Diana.Aku memaksa diana untuk mau memakai jasa asisten rumah tangga.walau dengan perdebatan panjang akhirnya dia setuju.Asisten rumah tangga itu khusus mengerjakan pekerjaan rumah saja sedangkan Bintang Diana yang mengurusnya.Semenjak ada yang membantu Diana tidak kecapekan lagi.Dia sudah bisa tersenyum dan lebih perhatian padaku.Wajahnya juga selalu berseri-seri dengan riasan make up tipisnya.Aku berjanji tidak akan berpaling lagi.Aku tak akan lagi mendua terutama dengan mantan-mantan yang lain. Aku tak akan lagi menengok ke masa lalu.Biarlah menjadi kenangan dalam hidupku,.Yang terpenting sekarang adalah masa depanku dengan Diana dan Bintang buah hatiku.




                                                                                 Yogyakarta, 18 April 2013



                                                                                     Penulis: Etik Noviana

Komentar

Postingan populer dari blog ini

CINTA TERLARANG

SANG PETANI

AKU INGIN BERUBAH