AKIBAT PERNIKAHAN DINI

Namaku Bestari.Aku adalah ibu muda dan sudah mempunyai anak.Ketika menikah dulu umur ku baru 16 tahun dan umur Ardi suamiku juga baru 16 tahun.Kami kelas 2 SMA dan satu sekolah pula.Menikah dini bukanlah impian ku.Tapi karena pacaran yang kebablasan akhirnya kita terpaksa menikah .

Aku ingat waktu itu.Aku sangat ketakutan ketika aku tahu kalau aku hamil.Ardi menyuruhku untuk menggugurkan kandungan ku dan aku turuti kemauan Ardi karena aku juga takut ketahuan.Setiap hari aku makan nanas muda,tidak hanya itu aku juga sering minum jamu dan minum obat-obatan sembarangan untuk menggugurkan kandungan ku.Tapi rupanya Tuhan masih sayang kepada janin yang ada di rahimku,hingga mau berusaha sekuat apapun janin itu tetap bertahan di rahimku.Rasanya aku ingin bunuh diri waktu itu,aku sangat takut ketahuan orang tuaku,aku telah membuat mereka malu dan kecewa.Aku ini anak satu-satunya.Aku ini harapan dan cita-cita mereka.Tapi karena aku hamil,aku menghancurkan semua impian dan cita-cita mereka.

Perutku semakin hari semakin membuncit dan aku tak dapat menyembunyikan lagi.Akhirnya kedua orang tuaku dan semua orang tau kalau aku hamil.Aku dan Ardi langsung dikeluarkan dari sekolah.Orang tuaku marah besar dan merasa malu karena aku telah mencoreng nama baik mereka.Tapi tak ada pilihan lain bagi mereka selain menikah kan ku dengan Ardi.

Pernikahan kami berlangsung sederhana,hanya dihadiri kedua keluarga besar kami dan hanya beberapa tetangga saja.Tetapi semua itu sudah cukup bagiku,yang terpenting kami sudah resmi menjadi suami istri.Setelah menikah kami tinggal dirumah orang tuaku,karena aku anak mereka satu-satunya.Mereka tak ingin aku tinggal dirumah Ardi.Kehidupan pernikahan kami setiap hari diwarnai pertengkaran,maklum saja karena kami masih terlalu muda,kami susah menyatukan dua hati yang berbeda.Kadang-kadang ada perasaan penyesalan dihati.Seharusnya dengan umur 16 tahun ini aku masih semangat-semangatnya belajar dan bermain dengan teman-temanku tapi kini harus mengurus rumah tangga dan hanya berdiam diri dirumah.

Aku sangat malu dengan kedua orang tuaku karena untuk makan dan kebutuhan sehari-hari kami masih harus meminta darinya.Ardi belum bisa mencari kerja karena belum cukup umur apalagi hanya mempunyai ijazah SMP.Sedangkan aku...,mana ada orang yang mau menerima aku kerja dengan perut yang membuncit seperti ini.Untung papa memberi kami modal supaya kami bisa sedikit mandiri.Kami membeli kios dan berjualan kelontong.Kami sangat senang karena tidak bosan lagi dirumah.Dibantu 3 karyawan kami mengelola toko kelontong itu.

Tak terasa waktu berjalan begitu cepat dan akhirnya aku melahirkan juga.Aku melahirkan bayi laki-laki.Tetapi bukanya senang aku malah terpukul karena bayi yang aku lahirkan cacat.Rasanya aku tak percaya kalau ini anakku.Bayiku seperti ini mungkin akibat perbuatanku dulu yang ingin membunuhnya dengan meminum jamu atau obat-obatan.Aku sangat menyesal.Aku dan Ardi sangat malu mempunyai anak seperti ini.Bayi laki-laki itu aku beri nama Akbar.Sejak berusia 1 bulan Akbar sering sekali sakit.Dia sering keluar masuk rumah sakit Dan ketika usianya 6 bulan Akbar kejang-kejang dan nyawanya tidak bisa tertolong lagi.Kami sekeluarga sangat sedih.Walaupun Akbar seperti itu tapi kami sangat menyayangi nya.

Kami masih berduka dengan kepergian Akbar.Mengapa cobaan demi cobaan datangnya silih berganti.Padahal aku mulai menerima kehadiran Akbar, meskipun dengan tubuh yang tidak sempurna.Dan aku sudah mulai berdamai dengan semua keadaan ini.Belum kering air mataku cobaan datang lagi.Ardi selingkuh dengan salah satu karyawan di toko.Aku marah,kecewa,tega sekali Ardi menduakan ku.Ardi menyalah gunakan kepercayaan ku.Ardi keterlaluan,sebenarnya aku ingin meminta cerai darinya tapi papa ku melarang.Aku tidak boleh bertindak ceroboh.Papa ku meminta untuk memberi Ardi kesempatan.Ardi masih terlalu muda jadi bisa saja dia tergoda wanita lain.Dan akupun memaafkan Ardi dan dia berjanji tidak akan mengulangi perbuatannya lagi.

Ardi memang benar-benar berubah dan setelah 2 setengah tahun pernikahan kami akhirnya aku melahirkan putri cantik yang ku beri nama Alin.Kami sangat berbahagia karena selain cantik Alin juga sehat dan lucu.Tetapi kebahagiaan ku tak berlangsung lama.Ardi kembali mencari ulah,kali ini dia gemar nongkrong dengan teman dan tetangga yang rata-rata belum menikah.Tidak hanya nongkrong tapi juga sering balapan liar ketika malam tiba,dan yang lebih parah lagi dia sering mabuk dengan teman-teman nya itu.Aku sering melarang dan memarahi dia tapi dia tetap saja bandel.Rumah tangga kami jadi tidak harmonis lagi.Kami jadi sering bertengkar,Ardi berbuat seperti itu mungkin karena dia merasa masih muda dan dia belum puas menikmati masa mudanya.Aku sangat malu dengan kedua orang tuaku,tapi mama dan papa ku hanya bisa memberi nasehat agar aku tetap bersabar.

Kesabaranku ada batasnya.Ardi tak pernah berubah.Akhirnya kita berpisah.Sungguh aku tak mengira semuda ini aku sudah menjadi janda.Mungkin ini adalah balasan dari tuhan atas perbuatan ku dulu.Andai waktu bisa diputar kembali mungkin sekarang aku sudah sibuk kuliah dan sibuk jalan-jalan dan main dengan teman-temanku.Tidak seperti sekarang aku sibuk mengurusi toko dan Alin anakku.Aku telah kehilangan masa remaja ku.Penyesalan memang tak pernah datang di awal tapi selalu saja datangnya belakangan.Andai saja aku tidak menikah dini mungkin semuanya akan berbeda.Tapi aku tak boleh hanya menyesal dan meratapi nasib.Aku harus benar-benar menjaga Alin dan mendidiknya dengan sangat baik supaya tidak mengalami nasib seperti ku.Aku tak ingin Alin merasakan apa yang aku rasakan.Ya kupastikan Alin benar-benar menikmati masa remajanya kelak.




                                                                                      Yogyakarta,26 April 2013



                                                                                           Penulis:Etik Noviana

Komentar

Postingan populer dari blog ini

CINTA TERLARANG

SANG PETANI

AKU INGIN BERUBAH