SEBUAH CINCIN

Wajahnya cantik, kulitnya putih bersih, badannya tinggi semampai, rambutnya yang panjang dan hitam tampak bersinar terkena sinar matahari. Dia terlihat paling cantik diantara bunga-bunga yang cantik. Siapakah gadis itu? aku sudah tinggal disini puluhan tahun tetapi tak pernah melihatnya.Apa mungkin karena sudah terlalu lama meninggalkan kota ini, sehingga aku tak tahu siapa saja yang sekarang tinggal disekitarku.

Aku memang seorang Abdi negara jadi harus siap kapan saja di pindah tugaskan.Namaku Yudha usia ku 27 tahun.Semalam aku baru sampai di kota ini.kota tempat aku dilahirkan. Aku memang sedikit kaget di kota ini sudah banyak yang berubah. rumahku saja sudah banyak yang berubah,Tetapi yang membuatku semakin kaget adalah rumah yang terletak didepan rumahku, rumah siapakah itu? kenapa ada gadis cantik disana, bukankah dulu ketika aku pergi tiga tahun yang lalu belum ada rumah itu. Ah... mungkin itu rumah tetangga baru.

Ketika makan malam tiba di meja makan aku bertanya kepada ibu,tentang rumah dan gadis itu.Kata Ibu gadis itu adalah istri dari Andi teman sekolahku dulu. Andi bekerja sebagai pilot dan ketika akan menikah Andi membangun rumah disini. Istri Andi seorang pramugari dan bernama Anggun, mereka menikah tiga bulan yang lalu tapi sayang baru satu bulan menikah Andi meninggal dalam sebuah kecelakaan pesawat. Pesawat yang dikemudikan Andi gagal mendarat dan akhirnya terbakar. Aku kaget tak menyangka ternyata Andi yang dimaksud di koran dan di televisi itu ternyata Andi temanku sekolah dulu.Aku memang pernah mendengar tragedi kecelakaan itu melalui koran dan televisi.

Aku masih penasaran dengan cerita ibu,mengapa Anggun masih tinggal disini kenapa dia tidak tinggal dengan orang tuanya? bukankah sudah tidak ada Andi disini? kali ini yang menjawab pertanyaan ku Ella adik perempuanku.Kata Ella Anggun tak tega meninggalkan Ibu mertuanya yang tinggal seorang diri dan lumpuh pula.Ayah Andi meninggal 2 tahun yang lalu. Andi adalah anak tunggal jadi tak ada pilihan lain bagi Anggun selain tinggal disini. Aku semakin penasaran dengan Anggun.

Ibu melarang ku berkenalan dengan Anggun dan melarangku berjabat tangan dengannya apalagi sampai memegang cincin yang melingkar di jari Anggun, kata Ibu itu terlalu berbahaya, aku bisa terkena pelet kalau sampai memegang cincin itu. Aku bisa tergila gila dengannya dan menuruti semua keinginannya.

 Aku tak percaya dengan cerita Ibu.Di jaman  modern seperti sekarang ini masak masih ada yang memakai pelet untuk memikat lawan jenis.Ibu berusaha meyakinkanku bahwa pemuda disini dan bahkan bapak-bapak disekitar sini berkelakuan aneh.Setiap malam minggu mereka datang menemui Anggun dengan membawa oleh-oleh banyak sekali. Mereka seperti terkena pelet dari cincin Anggun, cincin itu setiap malam bersinar.

Aku masih tetap tak percaya dengan cerita Ibu.Aku berusaha mencari kebenarannya. Aku tanya ke Ella adikku tentang cerita Ibu mengenai cincin Anggun.Ternyata Ella juga tak percaya.Kata Ella... "Anggun orangnya baik, ramah dan mau bergaul dengan warga sekitar.mungkin ada orang yang merasa iri atas kecantikan Anggun.Mungkin karena Anggun seorang janda maka mereka jadi takut suami atau pacar mereka mendekati Anggun, lalu mereka membuat isu seperti itu. Tapi yang percaya dengan isu itu hanya ibu-ibu dan gadis-gadis disekitar sini saja". kata Ella.Kalau soal cincin Anggun yang bersinar  ya wajar saja karena cincin itu terbuat dari berlian.Hanya orang bodoh saja yang percaya kalau cincin itu bersinar karena mengandung pelet. Aku menganggukkan kepalaku tanda setuju dengan perkataan Ella, jujur saja aku ingin berkenalan dengan Anggun tapi Ibu selalu melarang ku pergi kerumah dia.

Malam semakin larut tapi aku tak bisa tidur karena terus memikirkan Anggun.Entah mengapa aku begitu penasaran dengannya. Ku hidupkan televisi,berharap dengan melihat televisi aku bisa mengantuk dan tertidur. Baru mau duduk tiba-tiba pintu rumahku diketuk seseorang sambil meminta tolong, mulanya aku takut membukanya aku kira setan, tapi suara perempuan itu memanggil nama Ibuku. Aku langsung membukanya rupanya Anggun yang mengetuk pintu, Anggun mencari Ibu untuk meminta tolong. Katanya Ibu mertuanya sudah tidak bernafas lagi dan badannya dingin semua. Aku segera berlari membangunkan Ibu dan Ella.Setelah semua bangun kami langsung menuju rumah Anggun.Dan benar saja rupanya ibu mertua Anggun telah tiada. Aku langsung memanggil tetangga yang lain.

Anggun tampak terpukul atas meninggalnya Ibu mertuanya. Aku berusaha menghiburnya.Dan secara tak sengaja aku berkenalan dengannya tapi tanpa berjabat tangan. Aku melihat cincin Anggun yang melingkar di jari manisnya, cincin itu memang sangat indah dan menawan, apalagi bila di kegelapan tampak bersinar. Aku berusaha mengamatinya dan ternyata benar kata Ella, cincin itu terbuat dari berlian, dan untuk memastikan, aku beranikan diri bertanya ke pada Anggun tentang cincin yang melingkar di jari manisnya.Kata Anggun cincin berlian ini adalah pemberian dari almarhum suaminya sebagai mas kawin ketika menikah dulu.Anggun juga bercerita kalau dirinya difitnah oleh orang yang merasa tidak senang dengannya, orang itu mengatakan bahwa cincinnya mengandung pelet karena bersinar setiap malam sehingga banyak pemuda dan bapak-bapak yang terkena pelet datang kerumah setiap malam minggu.Anggun tahu semua fitnahan itu.Anggun ternyata sangat sedih atas fitnah itu padahal semua itu tidak benar.Anggun tak pernah pelet mereka. Mereka sendiri yang datang sebagai tamu dan sudah sepantasnya sebagai tuan rumah yang baik Anggun menemui nya.Sebenarnya Anggun sudah berusaha menolak pemberian mereka tetapi mereka memaksa Anggun untuk mererimanya.Anggun juga tak sendiri menemui mereka melainkan Anggun ditemani mbok Surti Asisten rumah tangganya.mungkin saja memang ada yang tak suka dengan Anggun hingga menyebarkan fitnah.

Setelah pulang dari rumah Anggun ,aku berusaha menjelaskan ke Ibu bahwa berita tentang cincin Anggun itu hanya fitnah belaka, dan Ibu percaya.Ternyata Anggun sudah bercerita ke Ibu tentang semuanya. Ibu kini semakin dekat dengan Anggun karena sering dimintai tolong untuk mengurus konsumsi untuk acara tahlilan  Almarhumah ibu mertuanya.Dan semenjak Ibu dekat dengan Anggun pandangan negatif tentang Anggun berangsur-angsur hilang,kini malah Ibu jadi kagum dengan Anggun. Aku sangat senang dengan perubahan Ibu dan aku meminta Ibu untuk menjelaskan ke warga sekitar kalau semua yang mereka dengar tentang cincin Anggun hanya fitnah belaka, dan ibu bersedia.

Setelah acara tahlilan empat puluh hari Ibu mertuanya, Anggun akan pindah ke rumah kedua orang tuanya.Anggun tak ingin kalau dia tinggal sendirian akan terjadi fitnah lagi. Dan Anggun meminta Ibu mencari orang yang bersedia mengontrak rumah almarhum suaminya. pagi ini Anggun datang kerumah kami untuk berpamitan. Dia memeluk Ibu dan Ella adikku.Mereka menangis haru. Anggun meminta maaf kepada kami apabila selama tinggal dilingkungan sini dia membuat kesalahan.Ibu juga meminta maaf kepada Anggun karena selama ini telah berprasangka buruk dan menuduh Anggun yang bukan-bukan.Akhirnya Anggun memeluk Ibu dan Ella untuk yang terakhir kalinya sebelum dia benar-benar pergi.

Aku sangat sedih atas kepergian Anggun yang begitu mendadak.Di saat ibu mulai menyukainya dan disaat aku mulai mencintainya. Ah... Anggun harusnya aku mencegah kamu,harusnya aku berani menyatakan perasaanku dan harusnya kamu tetap disini, tapi ah sudahlah mungkin itu pilihan yang terbaik bagimu, kalau memang kita berjodoh mungkin suatu hari nanti kita dipertemukan disaat dan waktu yang tepat..




                                                                                      Yogyakarta, 25 April 2013



                                                                                          Penulis: Etik Noviana

Komentar

Postingan populer dari blog ini

CINTA TERLARANG

SANG PETANI

AKU INGIN BERUBAH