TAKKAN PERNAH MENYESAL

Aku tak pernah menyesal lahir dari rahim ibuku.Aku tak pernah menyesal mempunyai kedua orang tua yang tak sempurna dan aku tak pernah menyesal berada di tengah-tengah keluarga yang hidup serba apa adanya.Aku selalu bersyukur mempunyai kedua orang tua seperti ayah ibuku.Dari beliau lah aku belajar menjadi orang yang sabar, mandiri, ikhlas dan pekerja keras.

Namaku Salma umur ku 17 tahun.Aku adalah anak pertama dari tiga bersaudara. kedua orang tuaku tuna netra dan mereka berdua  memberi nafkah kami dari hasil memijat.Walaupun mereka tak dapat melihat tapi aku bangga menjadi anaknya.Tapi tidak dengan kedua adikku,mereka malu mempunyai ayah dan ibu dengan fisik seperti itu.Mereka tak mau membantu menuntun ayah dan ibu ketika ada panggilan memijat.Mereka selalu mencari-cari alasan.

Pernah suatu ketika ibuku meminta tolong diantar ke tempat ibu Muji untuk memijat ,tapi mereka tak mau bahkan membentak-bentak ibu.Sampai ibu menangis.Ketika itu aku baru pulang sekolah.Aku tak tega melihat dan berusaha menenangkan ibu.Tak lupa pula aku menasehati kedua adikku ,tapi seperti biasa mereka tak menggubris.Terkadang bila emosiku memuncak aku sampai membentak adikku dan mengecap mereka sebagai anak durhaka, tapi tetap saja adik-adikku tak mempan dengan semua nasehat karena hatinya terbuat dari batu.

Aku masih ingat kelakuan adik-adikku saat itu.Mereka suka sekali mengambil uang ayah dan ibu.Bukankah yang mereka lakukan sama dengan mencuri.Aku paling benci perbuatan mencuri.Tapi setiap aku mengadu ke ayah ibu tentang perbuatan mereka,ayah dan ibu tak pernah marah,beliau cukup memberi nasehat pada kedua adikku dengan lembut. 

Dasar anak-anak nakal perbuatan buruk itu masih sering mereka lakukan.Aku sama sekali tak terima dengan perbuatan mereka.Mereka hanya mau uang ayah dan ibu tapi mereka tak mau membantu menuntun dan mengantar ayah dan ibu ketika ada panggilan memijat. Akulah yang selalu mengantar ayah ibu,Tak peduli panas dan hujan.Bukannya aku tak ikhlas membantu, tapi aku tak rela saja uang jerih payah ayah dan ibu diambil begitu saja.

Kedua orang tuaku sangat bertanggung jawab.Walaupun bekerja mereka tidak melupakan kewajibannya mendidik anak-anaknya,Setiap habis sholat magrib bersama-sama.Ayah dan ibu juga mendampingi kami belajar.Beliau mengajarkan berbagai macam hal.Walaupun dengan keterbatasan tapi ayah dan ibu mampu mengajari kami.Aku sangat kagum kepada beliau, bahkan beliau sudah aku anggap pahlawan.Tak terbayang dulu ketika kami masih kecil.Betapa repot ayah dan ibu mengasuh kami, membesarkan kami.Beliau sangat sabar dalam segala hal dan tak henti-hentinya bersyukur bila mendapat kenikmatan.

Ayah dan ibu selalu menginginkan yang terbaik bagi anak -anaknya.Walaupun kami hidup serba apa adanya tapi untuk urusan pendidikan bagi ayah dan ibu nomor satu. Beliau memanggil guru les privat dirumah untuk mengajari kami bertiga sehingga tak heran kami selalu menjadi juara kelas.Bahkan aku juga mendapat beasiswa dari sekolah jadi sedikit meringankan beban ayah dan ibu.

Untuk urusan pendidikan agama.Ayah dan ibu menyuruh kami belajar ke tempat pak haji.Di rumah Pak Haji tidak hanya diajari membaca Alquran tetapi diajari pendidikan akhlak dan moral.Pak haji sangat sabar mengajari kami, sehingga kami mudah paham.Karena setiap hari mengaji kedua adikku mulai berubah.Mereka tak lagi mengambil uang ayah dan ibu.Kalau mereka butuh uang mereka pasti meminta tidak mencuri lagi.Bahkan kini mereka tidak malu lagi mengantar dan menuntun kedua orang tuaku.Tidak sia-sia ayah dan ibu menyuruh kami belajar di tempat pak haji.Beliau menaruh harapan besar supaya anaknya menjadi anak yang soleh dan solehah.

Aku semakin kagum kepada ayah dan ibuku.Walaupun hidup dalam serba keterbatasan, beliau pantang menyerah dan tak pernah pasrah dengan nasib.Beliau juga berusaha memberi yang terbaik bagi anak-anaknya.Ayah dan ibu mempunyai cita-cita mulia mereka ingin menyekolahkan anak-anaknya hingga menjadi sarjana.Aku berjanji akan mewujudkan cita-cita ayah dan ibu.Aku juga mempunyai cita-cita ingin membuatkan rumah di pinggir jalan untuk tempat praktek ayah dan ibu.Sehingga bila ada yang membutuhkan jasa ayah dan ibu, mereka tinggal datang saja.Ayah dan ibu tak perlu lagi datang dari rumah kerumah berjalan kaki untuk memijat.

Semoga cita-cita ku dapat terwujud dalam waktu dekat.Sebentar lagi aku lulus SMA selain kuliah aku ingin bekerja juga.Aku ingin segera membahagiakan ayah dan ibu. Aku ingin membuatnya tersenyum dan aku ingin membuat beliau bangga.aku tak pernah menyesal menjadi darah daging mereka karena mereka adalah orang tua yang hebat.




                                                                                      Yogyakarta, 11 April 2013



                                                                                          Penulis: Etik Noviana

Komentar

Postingan populer dari blog ini

CINTA TERLARANG

SANG PETANI

AKU INGIN BERUBAH