MAUZA
Menunggu adalah sesuatu yang sangat membosankan,secangkir kopi hangat dan semangkok mie instan bahkan telah ludes dihadapanku, tak habis pikir mengapa sepagi ini Nando mengajakku ketemuan di warung kopi depan kossan,Tak seperti biasanya tu bocah rajin bangun pagi,biasanya kalau ada kuliah pagi aku yang selalu jadi alarmnya,saking itu anak tak bisa bangun pagi.
Ku tengok jam dihpku, sudah hampir empat puluh menit aku menunggu.Nando tak juga muncul,padahal aku ada mata kuliah pagi,bisa terlambat menunggu bocah ngak jelas itu,berulang kali ku telfon tapi tidak diangkat,chat wa juga tidak dibuka,merasa frustasi aku memutuskan cabut meninggalkan warung ini.
Baru saja selesai membayar makanan dan minuman Nando mucul dengan nafas yang ngos-ngosan.
"Eh sorry-sory bro gua terlambat....duduk dulu bro ngobrol-ngobrol sebentar ada yang mau gua omongin penting banget,ini menyangkut masa depan !"kata Nando.
Ku tarik kursi didepan Nando sambil bertanya"mau ngobrol apa sih sok-sokan menyangkut masa depan,cepetan ngomong waktuku ngak banyak,aku ada kuliah pagi,buruan ngomong!".
"Santai bro,jangan ngegas ngegas gitu,kita kan udah bestian lama....gini-gini bro,gua minta tolong sama elu.... nanti sore sekitar jam 4 elu ke bandara tolong jemput calon istri gua,dia maba dikampus kita,namanya Mauza Anandita anaknya cantik,tinggi,langsing,rambutnya panjang sebahu,senyumnya manis banget,nanti aku kirim fotonya,dia penerbangan dari Jakarta,kita satu kota bro,entar aku kasih kamu nomer wa nya,tapi ingat jangan pernah menghubunginya kalau tidak penting,karena dia jodoh gua".
Aku bengong mendengar Nando ngomong nerocos, jodoh,calon istri,kayanya ini anak demam deh,ku tempelkan telapak tanganku didahinya tapi kayaknya ini anak tidak sedang demam.
"Eh...ngapain sih elu malah pegang jidat gua"kata nando sewot.
Seketika ku tarik tanganku sambil ngomong,"bentar deh ndo aku masih bingung,kok kamu ngomong jodoh,calon istri....emangnya siapa tadi Mauza atau siapa tadi namanya,dia siapa?kamu dijodohin atau bagaimana ?kok tiba-tiba banget ngomong kayak gini".
"Sabar Anandito kalau tanya itu satu-satu,Mauza itu memang calon istri gua,dan gua baru tau semalam pas mama telepon,mama bilang kalau kita dijodohkan,dia anak sahabat mama gue dari smp,anaknya cantik banget, pokoknya idaman jadi istri,dulu waktu masih kecil kita sering main bereng,sejak itu pula gua sudah jatuh cinta sama Mauza,tapi dia anaknya cuek,dari jaman Mauza smp gua pernah nembak dia,tapi ditolak mentah-mentah, katanya gua udah dianggap kakaknya,patah hati dong gua waktu itu,tapi ngak papa,teryata tuhan baik banget, buktinya sekarang malah kita dijodohkan,luar biasa bukan!"kata Nando sambil membusungkan dada.
"Lha teruss pacarmu si Tania itu mau kamu kemanain,katamu dia pacar paling sempurna tiada duanya" tanyaku sambil geleng-geleng kepala.
"Eh tenang saja bro,Tania udah gua putusin semalam,emang sih dia ngak terima tapi ya bodo amatlah gua mau fokus sama jodoh gua".kata Nando penuh semangat,
Aku kaget sambil berkata "gila ya Ndo,kamu ngak punya perasaan banget,hobimu mainin perasaan cewek,dulu ngapain kamu pacarin dia,kalau akhinya sekarang kamu putusin juga,sia-sia kamu dulu selingkuhin Silvia demi Tania" kataku sewot.
"Santai bro,yang penting kamu mau bantu aku kagak?"tanya Nando.
"Iya...iya...kenapa ngak kamu jemput sendiri aja yang konon katanya jodohmu itu?"tanyaku.
"Gua ngak bisa jemput bro gua mau terbang ke Jakarta,kakak gua mau nikah,gua naik pesawat jam sepuluh nanti,kuliah masih libur kan,nanti tolong anterin Mauza ke kossanya,aku udah carikan kos yang dekat dari kosan kita,kalau Mauza butuh apa-apa kamu harus siap sedia,kasian itu anak belum tau seberapa luas kota yogyakarta ini,ok bro ku"kata Nando memohon.
Ku hela napas panjang-panjang sambil aku berkata"baiklah" ke Nando dan tak lupa dia mengirim no wa Mauza,sebelum dia pamit pergi ,Nando memelukku erat dan mengucapkan terimakasih.
Sebelum jam empat aku sudah sampai bandara,hp ku berdering ada panggilan masuk,rupanya dari Mauza,teryata Nando sudah memberikan no hpku ke Mauza,aku lantas mencarinya dan akhirnya ketemu juga dengannya,pertama melihatnya aku terpesona,benar apa yang dikatakan Nando,Mauza cantik,putih,tinggi semampai,aku sampai tidak bisa berkedip menatapnya
"Hai... kamu kak Anandito kan...kenalkan namaku Mauza Anandita,nama kita mirip ya...kamu Anandito sedangkan aku Anandita"kata Mauza sambil mengulurkan tangannya.
lamunanku seketika buyar.'eh..iya namaku Anandito,panggil aja dito,bener juga ya,nama kita mirip,kok bisa kebetulan sih",kataku sambil menerima uluran tangan Mauza.
Jantungku rasanya berdetak kencang.belum pernah aku merasakan deg degan seperti ini,teryata Mauza seramah itu,kata Nando Mauza anaknya cuek.
"Eh ngomong-ngomong kok kamu bisa tau sih kalau aku dito kan kita belum pernah ketemu"tanyaku pada Mauza
"Mmm iya'.... kak Nando yang kirim foto kamu,terus pas aku lihat kamu langsung nyamperin kamu deh "kata Mauza sambil tersenyum.
"Oh gitu ya"kataku sambil nyengir,eh ngomong-ngomong mana barang-barang kamu biar aku bawain,aku anter kamu sampai kosan kamu"kataku grogi
"Ok kak,sebelumnya maaf banget ya jadi ngerepotin"kata Mauza.
"Ah enggak kok sama sekali ngak ngrepotin"jawabku.
Akhirnya aku dan Mauza pergi meninggalkan bandara,sepanjang perjalanan Mauza banyak bertanya tertang suasana kampus dan bertanya betah ngak tinggal di kota Yokyakarta ini,menurutku Mauza anaknya asyik,buktinya tak butuh waktu lama kita langsung akrab.
Seperti amanat Nando,selama Nando tak ada, akulah yang menjaga Mauza,mengantarnya kemanapun Mauza mau,mengajaknya jalan-jalan dan mengantarnya membeli barang-barang yang dibutuhkan,kita semakin akrab,jujur ada perasaan lain dihatiku,semoga perasaan ini hanya rasa kagum karena Mauza tak hanya cantik tapi dia juga baik dan mandiri,dia juga anaknya ceria.
Tak terasa hari berganti begitu cepat ,sebentar lagi tugasku mengantar jemput Mauza selesai sudah,ada perasaan sedih,besok pagi Nando sudah balik kesini lagi,pasti Nando senang sekali impiannya selama ini menjadi kenyataan.mungkin makan malam ini adalah makan malam terakhirku dengan Mauza,mungkin malam-malam selanjtnya Nando yang akan bersamanya
"Kak Dito kenapa sih dari tadi melamun terus"kata Mauza membuyarkan lamunanku.
"Eh maaf-maaf aku hanya kepikiran aja,ini kan hari terakhir aku menjalankan amanat Nando ....aku mohon maaf ya kalau selama seminggu ini ada salah-salah kata atau perbuatan yang aku sengaja maupun yang tidak aku sengaja,semoga kamu berkenan memaafkan.Dan tugas menjagamu mulai besok pagi sudah beralih ke calon suamimu Nando alias Fernando" kataku.
"Ih apaan sih Kak Dito formal banget minta maafnya,sebenanya aku males tau kalau kak Dito ngomong gitu,ngomongin calon suami segala,aku ngak mau buru-buru nikah tau kak,mama aja yang lebay pakek acara jodoh- jodohin aku sama Kak Nando"kata Mauza sambil cemberut.
"Ih Mauza kok gitu...lha kata Nando Mauza jodoh Nando"kataku penasaran.
"Mauza ngak suka perjodohan ini,Mauza udah anggap Kak Nando kakak Mauza,btw makasih banyak ya kak Dito selama seminggu ini udah mau direpotin Mauza,tapi tugas antar jemput Mauza masih diperpanjang seminggu lagi kak Dito yang baik hati dan tidak sombong.....barusan kak Nando wa kalau belum bisa kesini karena mamanya opname dirumah sakit kecapean.katanya tadi kak Nando udah telefon kak Dito tapi ngak diangkat,coba deh kak Dito cek dulu hp nya"kata Mauza.
Buru-buru ku buka hp ku dan benar saja ada 5 panggilan tak terjawab dari Nando,dan ada chat masuk dari Nando,buru-buru ku buka,ku baca dan ku balas wa nya,setelah membacanya ada perasaan bahagia dan juga ada perasaan prihatin mendengar mama Nando sakit,Aku tak mengira teryata masih seminggu lagi aku bersama Mauza.
Hari-hariku bersama Mauza semakin membuat kita semakin dekat,setiap aku bercerita tentang Nando sepertinya Mauza kurang antusias,dia selalu mengalihkan pembicaraan, dan setiap aku bertanya Mauza hanya menjawab" jangan bercerita tentang buaya darat itu kak Dito,tidak ada yang menarik,cerita tentang kuliner-kuliner enak di kota ini atau cerita tentang tempat-tempat wisata menarik dikota ini"kata Mauza.aku sampai bertanya tanya dalam hati setidak berharganya kah Nando dimata Mauza.
Seminggu telah dilewati,kali ini Nando benar-benar telah kembali,ada perasaan sedih tetapi tugasku memang benar-benar telah selesai,Mauza tampak cemberut melihat kedatangan Nando,bahkan ketika Nando ingin memeluknya Mauza menolak mentah-mentah dengan berkata "apaah sih kak Nando bukan mahram "kata Mauza cemberut.bahkan ketika Nando mengajaknya jalan-jalan Mauza menolaknya.
Nando mengeluh kepadaku,setiap mengajak jalan Mauza ,selalu saja Mauza menolaknya,Mauza lebih banyak jalan dengan Adifa teman cewek satu kosnya,bahkan ketika Nando mengantarkan makanan Mauza tampak cuek dan kesal dengan Nando,apalagi setiap ketemu Nando selalu bilang calon istrinya, Mauza semakin kesal dengannya.Nando merasa Mauza terus menghindar darinya.Aku hanya bisa menyabarkanya dan bilang padanya kalau Mauza itu beda dari cewek lainnya,Mauza bukan type cewek gampangan.Nando hanya menghela napas panjang.
Sudah beberapa hari Nando tidak kelihatan,sejak dia cerita kemarin malam aku tak melihatnya lagi,di kampus pun aku tak melihatnya.setiap hari ku ketuk kamar Nando tapi tidak ada jawaban darinya,sudah ku telefon berulang kali tetap tidak ada jawaban,wa ku satupun tak dibalasnya.aku benar-benar mencemaskanya,aku takut anak itu nekad,aku sudah menghubungi Mauza tetapi dia juga tidak mengetahui keberadaan Nando,bahkan Mauza tampak senang Nando menghilang,katanya dunianya tentram,damai dan aman sentosa.
Siang ini matahari begitu terik,matahari seolah-olah berada tepat diatas kepalaku,rasanya ingin sekali aku masuk kedalam kamar kos dan menyalakan kipas angin sekencang-kencangnya,dengan langkah gontai ku langkahkan kakiku menuju kamar kos,betapa terkejutnya aku karena kamar kosan Nando terbuka,sudah hampir satu bulan Nando menghilang,ku beranikan diri ke kamar Nando untuk melihatnya,rasa penasaranlah yang membawaku kekamarnya,dan betapa terkejutnya aku ketika dikamar Nando aku melihat Nando dan Tania sedang bersih-bersih kamar dan packing-packing baju,Nando tampak kaget melihatku dan langsung memelukku erat,Nando mengajakku keluar ke warung kopi depan kosan dan meninggalkan Tania sendiri di kosan.
Sesampainya di warung kopi Nando bercerita mengapa sudah hampir satu bulan dia menghilang,teryata dia pulang ke Jakarta karena menikah dengan Tania,di terpaksa menikahi Tania karena Tania hamil anaknya,pernikahan mereka sangat sederhana,bahkan mamanya Mauza pun tidak mereka undang,mama Nando malu bertemu mama Mauza ,bagi mamanya..... Nando telah mencoreng nama baik keluarga dan mempermalukannya,bahkan Mauza pun tidak tau menahu tentang masalah ini.
"Kenapa kamu tidak pernah cerita Ndo,bukankah kita bestian sudah lama,setiap ada masalah kamu selalu cerita,kenapa kali ini tidak,aku mencemaskanmu,aku takut kamu kenapa-kenapa"kataku
"Sorry to,gua malu untuk cerita ke elu,karena selama ini gua ngeyel ngak pernah dengerin nasehat elu,lu bilang kalau pacaran tau batasannya,tapi gua melanggarnya,dan sekarang gua terima akibatnya, gua juga malu dengan Mauza,bahkan untuk bertemu dengannya gua tak mampu"kata Nando.
"Terus rencana kamu gimana Ndo,tadi kulihat kamu beres-beres kosan,kamu mau pindah atau bagaimana?"tanyaku.
"Iya to,rencananya gua mau pindah,gua dan Tania sudah mengontrak rumah di dekat kampus Tania,kita masih lanjut kuliah dan gua juga mulai mencari pekerjaan.gua akan kuliah sambil kerja,tolong sampaikan maaf gua ke Mauza,biar Mauza tahu masalah gua dari mamanya dan elu,gua benar-benar tak sangup bertemu dengan nya dan tolong jaga dia,gua tahu elu menyukai Mauza dan gua juga tahu kalau Mauza juga suka sama elu,gua bisa melihat dari tatapan mata kalian dan ekpresi wajah kalian ketika bertemu"kata Nando.
"Sorry Ndo jangan salah paham,aku menatap Mauza seperti itu hanya kagum saja ,bukan punya maksud apa-apa,lagian belum tentu juga Mauza mau dijagain aku,kenapa harus aku yang kau titipin,selama ini aku dan Mauza tak pernah ada komunikasi lagi setelah tugas darimu selesai,aku baru menghubunginya lagi ketika kamu menghilang,menanyakan keberadaan kamu" kataku.
"Anandito...Anandito,,,kita itu udah bestian lama,gua tahu betul karakter elu,tatapan lu ke Mauza itu beda dengan tatapan lu ke cewek lain,elu itu jomblo dari orok to jadi gua bisa bedain tatapan lu ke Mauza beda,elu ngak usah kuatir gua udah iklasin Mauza buat elu,gua tau elu anak baik,ngak neko-neko dan gua percaya elu bisa jaga Mauza,elu sama Mauza itu cocok sama-sama anak baik,dekati Mauza, perjuangkan cinta elu,elu jangan jadi pengecut,"kata Nando.
"Tapi Ndo...aku ngak percaya diri deketin Mauza,mana mungkin dia mau sama aku yang kayak gini,lagian seumur hidup aku belum pernah deketin cewek manapun"kataku pasrah.
"Dito...elu harus percaya sama gua,kalau selama ini Mauza juga suka sama elu,gua pernah lihat foto elu dijadikan wallpaper dihp nya,pas gua lihat kala itu sebenarnya gua ingin marah tapi gua ngak mau Mauza jadi benci gua,makanya sebelum Mauza benar-benar jatuh cinta sama elu,gua berusaha mati-matian mendekati Mauza dan membuatnya jatuh cinta,tapi takdir berkata lain teryata kita tidak berjodoh"kata Nando.
Aku terdiam sejenak memikirkan kata-kata Nando,tapi benarkah Mauza juga menyukaiku,apa pantas aku dengan Mauza.....lamunanku seketika buyar ketika mendengar suara panggilan telepon dari hp nya Nando,teryata Tania yang menelfonnya.
"To....barusan Tania telfon,katanya mobil yang akan membawa barang-barang gua sudah datang,gua pamit to....kapan-kapan kita ngopi bareng lagi.... lagi pula kita masih bisa ketemu di kampus,ingat pesan gua,kejar Mauza....dia layak diperjuangkan dan elu pantas untuknya"kata Nando sambil memelukku.
Akhirnya kita berpelukan erat,kita sama-sama meneteskan air mata,setelah berpelukan Nando pamit pergi dan melambaikan tangan lalu menghilang.
Malam ini aku datang ke kosan Mauza,aku menjemputnya untuk makan malam,Mauza tampak cantik dengan baju biru pastelnya,dia juga tersenyum ramah menyambutku datang.aku mengajaknya ke cafe kesukaannya,dan seperti amanat Nando aku menceritakan semua masalah Nando dan juga memintakan maaf Nando ke Mauza,dan sudah kuduga Mauza tampak biasa saja mendengar semuanya,teryata Mauza sudah tahu dari mamanya,tak lupa aku juga ngomong ke Mauza kalau Nando memintaku menjaganya.Dan teryata diluar dugaan Mauza tampak tersenyum senang,sungguh aku tak mengira.
Tak terasa waktu berjalan begitu cepat,walaupun sudah tidak satu kos lagi aku masih sering bertemu dengan Nando,kita mengobrol banyak hal,dan aku baru tahu teryata sampai saat ini Nando masih enggan bertemu Mauza,tapi tak mengapa mungkin dia masih butuh waktu lebih lama lagi.
Kini seperti amanat Nando aku menjaga Mauza,bahkan setulus hati aku menjaganya,tidak hanya raganya tetapi juga hatinya,setelah berperang dengan rasa minderku akhirnya aku beranikan diri untuk menembaknya,untungnya mauza memerimaku sampai akhirnya kita jadian dan menjadi sepasang kekasih,sungguh ini seperti mimpi bagiku,dulu ketika mau memulai chat dengan nya aku takut Nando salah paham dan merusak persahabatan kami.Aku baru menyadarit kalau memang benar kata Nando, tuhan maha baik,buktinya kini tidak hanya chat dengannya tetapi aku juga bisa setiap saat telfonan dengan cinta pertamaku itu.
Yogyakarta,26 Desember 2024
Penulis:Etik Noviana
Komentar
Posting Komentar