RATAPAN ANAK NARAPIDANA

Namaku Umar,umur ku 15 tahun.aku adalah anak tunggal dari keluarga yang tidak mampu,bapak ku hanya seorang tukang becak,sedangkan ibuku sudah meninggal 3 tahun yang lalu karena penyakit demam berdarah yang  mewabah di kampung kami.Aku tinggal bersama bapak dan kakek ku yang sudah renta,walaupun sudah renta kakek masih sanggup membantu bapak mencari nafkah dengan cara membuat kandang burung.Dan walaupun hidup serba pas-pas san tapi kami selalu bersyukur, setidaknya aku masih bisa sekolah.Selain itu aku juga selalu bersyukur karena diciptakan tuhan dengan fisik yang sempurna,walaupun umur ku baru 15 tahun tapi badan ku tinggi dan kekar,bahkan badan ku lebih besar dari bapak,tidak heran setiap bapak sakit dan tak bisa bekerja akulah yang selalu menggantikan bapak mengayuh becak.m

Hari ini adalah hari jumat dan sudah menjadi kewajibanku sebagai seorang muslim melaksanakan sholat jumat di masjid,tak terkecuali bapak dan kakek,kami melaksanakan sholat berjamaah secara khusyuk,menyerahkan segalanya kepada Allah tuhan yang kami sembah,dan setelah selesai sholat,aku segera keluar masjid karena aku mendengar ada keributan disana dan benar saja,diluar aku melihat bapak ku babak belur dipukuli warga,kata mereka bapak ku mencuri sandal di masjid,dan aku berusaha mengejar bapak  yang diseret warga ke kantor polisi,tetapi tidak berhasil mengejarnya.

Aku tak percaya bapak melakukan hal seperti itu,aku yakin ini semua salah paham,sandal bapak memang sama persis dengan sandal tetanggaku,tapi aku yakin itu sendal bapak karena bapak menaruh sendal itu disamping sendalku,bapak tidak mungkin melakukannya,jangan kan mencuri,meminta saja bapak tak pernah mau,walaupun hidup serba kekurangan,bapak adalah sosok panutan bagiku,kesabaran dan kasih sayangnya adalah contoh nyata bagiku,bapak berusaha menjadi orang tua yang baik buatku,bapak juga bisa menjadi sosok ibu bagiku,Ah...rasanya sedih sekali aku harus kehilangan sosok bapak dan ibu.

Pagi ini dengan diantar kakek aku menemui bapak di kantor polisi,aku tak kuasa menahan air mataku melihat kondisi bapak dengan wajah yang babak belur,Aku segera memeluknya dan menangis se jadi-jadinya,Rasanya ini tak adil bagi bapak,dan bapak berusaha tersenyum dan menenangkan ku,bapak berkata bahwa dirinya tidak bersalah ini semua salah paham,dan bapak yakin kebenaran akan segera terungkap,dan bapak memberi nasehat kepadaku supaya aku selalu bersabar dalam menjalani ujian dari Allah,Ah...bapak didalam situasi seperti ini bapak masih saja tenang dan tetap bersabar,sifat bapak inilah yang selalu menjadi panutan ku,sebelum aku pulang aku berjanji kepada bapak akan mencari keadilan,aku ingin membebaskan bapak,supaya bisa berkumpul lagi dirumah,mendengar perkataanku bapak hanya tersenyum dan mengusap rambut ku tanda sayang padaku.

Sesampainya dirumah aku membuktikan ucapanku,aku berusaha mencari teman-teman bapak sesama tukang becak untuk membantu ku mencari keadilan,tidak susah bagiku untuk mencari teman-teman bapak karena semenjak bapak di penjara otomatis yang mencari nafkah untuk makan sehari-hari adalah aku,sepulang sekolah aku mengayun becak untuk makan dan biaya sekolahku,tetapi walaupun aku telah berhasil mengumpulkan mereka dan menggelar demo didepan kantor polisi,bapak tetap saja belum di bebaskan dan lagi aku hanya bisa menangis,mengapa susah sekali mencari keadilan bagi orang miskin seperti kami,apakah keadilan hanya milik orang kaya.

Sudah hampir satu bulan bapak di penjara dan sudah satu sidang bapak jalani tapi kata bapak belum ada putusan tentang dirinya,apakah bapak akan terus di penjara atau bapak akan bebas dan pulang.Aku hanya bisa berdoa supaya keadilan berpihak kepada bapak,Rasanya aku hampir menyerah untuk mencari keadilan,tetapi setiap mengunjungi bapak dan melihat raga bapak yang kurus kering,semangat itu muncul lagi.

Aku heran kepada warga yang tega menuduh bapak dan tega memukulinya,bukankah selama ini bapak selalu berbuat baik dan tidak pernah berbuat jahat kepada mereka,bapak selalu mengajari ku untuk selalu berbuat baik kepada siapa pun tak terkecuali dengan orang yang telah tega menuduhnya,Bapak Santo dialah orang yang dengan tega memfitnah bapak,rasanya melihat wajahnya aku muak,tapi aku berusaha tidak menyimpan dendam padanya,biarlah Allah yang membalasnya.

Sore ini hujan turun dengan deras nya,aku basah kuyup kehujanan,Aku kayuh becak ku dengan kencang supaya bisa segera sampai dirumah,Tetapi ketika sampai didepan rumah Pak Santo,aku mendengar suara orang meminta tolong,rupanya istri Pak Santo lah yang meminta tolong karena anaknya kejang-kejang dan harus segera dibawa kerumah sakit,Aku segera membantu bu Santo menggendong anaknya dan segera membawanya ke rumah sakit.Dengan kencang ku kayuh becak ku karena tak tega melihat kondisi anak Pak Santo dan tak tega pula melihat istrinya yang terus menangis.

Untung lah nyawa anak Pak Santo masih bisa diselamatkan,kalau terlambat sedikit saja mungkin lain ceritanya,Aku lega sekali bisa menolong orang yang membutuhkan,walaupun orang yang aku tolong telah berbuat jahat padaku,tapi aku tetap tak tega,melihat ku di rumah sakit Pak Santo segera berterima kasih padaku,walaupun dengan wajah yang malu-malu,Aku hanya bisa tersenyum mendengar ucapan Pak Santo dan segera berlalu untuk pulang,ingin rasanya aku bilang kepada pak Santo..."pak tolong keluarkan bapak saya" tapi rasanya lidah ini susah untuk berbicara,masih kah Pak Santo mempunyai hati nurani dan mau menolong Bapak,Entahlah...biarlah Allah yang mengetuk pintu hatinya.

Seperti biasa setiap hari aku menjenguk bapak,dan ku ceritakan semuanya ke bapak perihal anak Pak Santo yang sakit,Bapak hanya tersenyum dan berkata bangga padaku,Ah...Bapak masih saja bisa tersenyum,meskipun masih saja terkurung,Aku sedih melihat bapak masih saja berada disel tahanan,sampai kapan Bapak akan terus berada disini,ya...Allah rasanya semua usaha sudah aku tempuh,tapi masih saja gagal,hanya tinggal satu jalan yaitu aku harus mencari pengacara seperti yang sering aku lihat di televisi,pengacara itu yang nantinya akan membebaskan Bapak,tapi aku tak punya uang untuk membayar pengacara,tabungan ku belum cukup,padahal selama ini aku sudah rajin bekerja sampai malam demi mendapatkan uang lebih.

Sudah seminggu ini aku izin tidak menemui Bapak demi mencari tambahan uang,sebenarnya Bapak melarang ku tapi aku nekat saja,aku sudah tak tega melihat bapak yang terus saja berada didalam sel tahanan,Kenapa sih keadilan begitu mahal bagi orang miskin seperti kami.Hanya karena dituduh maling sandal Bapak Harus meringkuk di penjara,dimana keadilan itu?Apakah keadilan hanya milik orang kaya?Tidakkah orang miskin seperti kami bisa memperoleh keadilan?

Jam menunjukkan pukul setengah 9 malam,ku kayuh becakku menuju rumah,suara perut ku berbunyi keras bagaikan suara genderang perang yang ditabuh,Aroma nasi goreng mang Aan seolah-olah menari-nari dihidungku.Rasa lapar yang semakin menjadi-jadi membuatku mengayuh becakku dengan kencang,dengan harapan supaya bisa lekas sampai di rumah.

Akhirnya Sekitar lima menit sampai  juga aku di rumah,Sesampainya di depan pintu aku sudah disambut aroma masakan kakek yang seolah-olah melambai-lambai mengajakku masuk dan mencicipinya.Ku ketuk pintu sambil kuucapkan salam.Kakek membukakan pintu dan segera mengajakku masuk untuk makan malam di meja makan.Sesampainya di meja makan betapa terkejutnya aku,disana sudah ada bapak yang menyajikan nasi goreng untukku,aku segera memeluknya dan menangis sambil sujud syukur.Teryata bapak sudah bebas.Tak henti- hentinya aku mengucap syukur.Rasanya masih tak percaya,ini seperti mimpi bagiku.Bapak lalu mengajakku menikmati sepiring nasi goreng telur ceplok buatannya,nasi goreng yang lezat,bahkan lebih lezat dari buatan Mang Aan.




                                                                                      Yogyakarta,11 Juli 2013



                                                                                         penulis:Etik Noviana

Komentar

Postingan populer dari blog ini

CINTA TERLARANG

SANG PETANI

AKU INGIN BERUBAH