SEBUAH ARTI KEBAHAGIAAN

         Hari masih terlalu pagi,matahari masih enggan terbit dan masih asyik  bersembunyi di balik peraduannya.Suara mama yang berteriak-teriak membangunkan ku mengalahkan bunyi alarm dari handphone ku.Dengan penuh rasa malas akhirnya aku bangun juga dan menuju kamar mandi.Setelah air membasahi tubuhku,dalam sekejap tubuh ini rasanya segar kembali dan dalam seketika hilang sudah rasa kantuk yang sedari tadi membuat aku malas bangun.Selesai mandi akupun melaksanakan sholat subuhku dan bergegas menuju meja makan untuk sarapan pagi.    

         Sesampainya di meja makan ternyata di sana sudah ada Mama dan Papa.Aku heran sejak kapan Papa pulang ,bukankah semalam aku tak melihatnya?papa yang selalu pulang malam dan bahkan pulang pagi......melihat beliau pagi ini membuatku merasa keheranan,hemm tumben...aku hanya bisa membatin tanpa berani menyapanya apa lagi bertanya.seasing itukah aku dengan papaku karena jarang ketemu kita jarang mengobrol. 
 
 " Fathan"suara serak papa memanggil namaku,memecah keheninggan pagi ini.
"Iya pa...jawabku.
"Bagaimana sekolahmu? ingat kamu sudah kelas tiga smp sebentar lagi lulus, papa mau kamu belajar yang giat...jangan sampai kamu membuat malu papa karena tidak masuk SMA favorit,jangan sampai kamu seperti masmu itu, jadi anak yang tidak bisa diandalkan, begajulan, kerjaannya cuma nongkrong ngak jelas,kuliah tidak selesai -selesai,keluyuran ...mau jadi apa dia...lihat pagi ini saja dia masih tidur, pulang pagi sepertinya.Fathan dengar papa tidak...orang tua dari tadi ngomong kamu diam saja"

"Dengar papa,tapi maaf Fathan tidak mau sekolah di sekolah favorit pilihan papa,Fathan maunya mondok pa...Fathan sudah janji sama Abizar untuk mondok bareng...jawabku".

 Braaaakkkk.....suara meja digebrak.
"Mau jadi apa kamu Fathan "teriak papa penuh amarah.
Seketika aku dan mama terkejut melihat papa murka.
Siapa yang menyuruh kamu mondok" kata papa.
"Fathan tidak disuruh siapa-siapa pa...Fathan ingin menjadi santri karena ingin lebih paham agama,...di pondok Fathan juga akan mempunyai banyak teman,Fathan tidak kesepian lagi,selama ini Fathan dan mas Fathih kesepian pa....papa dan mama selama ini sibuk bekerja pulang malam,pulang pagi bahkan kadang tidak pulang.hanya eyang uti  dan mbok Sum yang menemani kami,mereka berdua yang mengajari kami ilmu agama,mereka berdua yang mengajari banyak hal,kami mendapatkan kasih sayang dan perhatian cuma dari Eyang uti dan mbok Sum saja.tapi setelah Eyang uti meninggal satu tahun yang lalu, Fathan dan mas Fathih benar-benar merasa kehilangan...Fathan jadi tidak betah dirumah,Fathan lebih nyaman main kerumah Abizar sahabat Fathan disekolah,Di rumah Abizar Fathan mendapatkan kasih sayang dari orang tua Abizar,bahkan selama setahun terakhir ini Ayah Abizarlah yang mengajari Fathan mengaji,supaya Fathan jadi anak sholeh".

 "Pokoknya papa tidak setuju....kamu harus sekolah disekolah pilihan papa dan mama,kalau perlu kamu sekolah diluar negeri supaya menjadi orang sukses,kalian calon pewaris bisnis papa dan mama".

"Fathan....mama setuju dengan semua yang papa katakan,kalianlah calon pewaris bisnis papa dan mama"kata mama.
"Papa dan mama sudah bekerja siang dan malam demi masa depan kalian,jangan membantah kami"kata papa.

"Kalian orang tua yang egois" kata mas Fathih keluar dari kamarnya."kami juga butuh kasih sayang dari kalian,kami tak hanya butuh materi saja,semenjak Eyang uti meninggal dunia, suasana rumah ini jadi berbeda,kami tak mendapatkan kasih sayang dan perhatian lagi,kami memilih keluar rumah untuk mendapatkan kenyamanan,perhatian dan kasih sayang dari orang lain.setiap kami pulang kerumah hanya mbok Sum lah yang memperhatikan kami,dimana kalian berdua yang katanya orang tua kami,dimana kalian berdua yang harusnya menjadikan rumah ini tempat teryaman untuk pulang,tapi nyatanya rumah orang lain yang lebih nyaman untuk kami pulang".

 " Diam kamu Fathih....lancang sekali kamu,berani-beraninya kamu menggurui kami,kami bekerja keras demi masa depan kalian,kami tak punya waktu untuk kalian karena memang resiko pekerjaan kami,harusnya kalian berdua sebagai anak memakluminya,toh demi masa depan kalian kata papa."
"Lihatlah Fathan percumahkan ngomong dengan orang tua egois,kalau boleh memilih kenapa ngak papa aja yang meninggal,kenapa musti Eyang uti".kata mas Fathih sambil menanggis.
"Fathih.... teriak mama sambil menangis,jangan kurang ajar kamu"'.
"Dasar anak kurang ajar,berani ngomong seperti itu....kenapa ngak kamu aja yang meninggal anak durhaka....kata papa penuh amarah.....Fathih keluar dari rumah ini sekarang....papa tak sudi punya anak seperti kamu."
"papa....tidak boleh bicara seperti itu..... tarik ucapanya pa" kata mama sambil teriak dan menanggis.

 "Ayo Fathan ikut mas"kata mas Fathih sambil menarik tangan Fathan.
Fathan hanya bisa menuruti mas Fathih sambil menangis,bagaimanapun Fathan tidak suka dengan suasana seperti ini.

Mas Fathih mengemudikan motor ninjanya dengan kecepatan tinggi,sambil menangis mas Fathih berkata"Fathan mas dukung kamu untuk mondok,pokoknya lakukan apa aja yang membuatmu bahagia....mas juga akan meraih kebahagiaan mas sendiri".
"Iya mas,tapi mas tidak seharusnya ngomong seperti itu ke papa,bagaimanapun mereka orang tua kita " kataku.
"Kalau kita tidak berani ngomong mereka tidak akan mengerti kesalahan mereka,mereka akan selalu merasa benar kata mas Fathih".

" Mas jangan ngebut-ngebut mas...jalanan licin semalam habis hujan" kataku.
Belum sempat mas Fathih menjawab dari arah berlawanan ada truck muatan buah yang melaju kencang,mas Fathih panik dan banting stir ke kiri dan brakkkkk......gelap.

Aku berusaha membuka mata dan aku masih binggung,mengapa berada di ruangan ini.
"Fathan kamu sudah sadar nak",kata mama sambil menanggis dan memelukku.
"Ma kenapa aku ada disini,dimana mas Fathih".tanyaku.
"kalian kecelakaan nak,kamu terlempar ke persawahan sementara mas mu kepalanya terkena benturan keras di aspal,kepalanya mengeluarkan banyak darah,mas mu masih di ICU,kondisinya kritis...papa lah yang menjaga Fathih"
"Ya ALLAH mas Fathih" kataku sambil menangis tersedu sedu,rasanya seperti mimpi padahal baru beberapa jam yang lalu bersamanya.

 " Fathan ingin menjenguk mas Fathih ma",kataku pada mama.
"Iya nak mama ijin dokter dulu,semoga saja boleh,kata dokter lukamu cuma luka ringan"kata mama.

Alhamdulillah dokter mengijinkanku menjenguk mas Fathih di ICU,aku melihat papa terkejut melihatku,papa langsung memelukku dan menangis sejadi jadinya,papa bilang mas Fathih telah tiada,seketika aku dan mama lansung menangis histeris,bahkan mama sampai pingsan tak kuasa menahan kesedihan ini.
          .
          Rasanya masih seperti mimpi,hari ini terakhir kalinya aku mengantar mas Fathih ke peristirahatannya yang terakhir,padahal baru kemarin kita mengobrol tentang kabahagiaan,masih teringat jelas mas Fathih menasihatiku untuk melakukan apa saja yang membuatku bahagia.aku masih saja tak percaya secepat itu mas Fathih meningalkanku.kepada siapa aku akan bercerita keseharianku,kegiatanku dan semua keluh kesahku,setelah eyang uti pergi mas Fathih lah satu-satunya tempat curhatku,sekarang kepada siapa lagi,aku tak bisa membayangkan bagaimana kesepiannya aku,membayangkannya saja aku sudah sedih apa lagi menjalaninya nanti.

          Sepekan sudah mas Fathih meninggalkan kami,rasanya sepi...sepi sekali,papa sangat terpukul kehilangan mas Fathih, papa merasa karena ucapanya tempo hari mas Fathih meninggal,papa menyalahkan dirinya sendiri,mama juga masih sering menangis dikamar,bahkan mereka berdua sudah sepekan tidak bekerja karena saking berdukanya,berulang kali mereka meminta maaf kepadaku karena selama ini mengabaikan ku,mama dan papa ingin menebus waktu yang mereka sia-siakan selama ini.mereka berdua berjanji akan sering berada di rumah dan membuat rumah ini menjadi rumah teryaman bagiku.

          Hari ini tepat 40 hari mas Fathih meninggalkan kami,kami bertiga mengunjungi makamnya dan mendoakannya.kami masih sangat berduka dan kami masih menagis.bahkan mama sampai lemas tidak kuat berdiri,sehingga aku meminta tolong papa untuk memapah mama ke dalam mobil dan meninggalkanku sebentar untuk melepas rindu di pusara mas Fathih, mereka berdua setuju meninggalkanku dan menunggu di mobil.

      Ku usap batu nisan mas ku sambil aku berkata ,mas lihatlah adikmu ini sekarang sudah bahagia,papa dan mama sudah berubah,mereka berdua sekarang tidak egois lagi,mereka sudah tidak sibuk bekerja bahkan mereka sering sekali di rumah,mereka memperhatikanku,mendengarkanku ketika aku bercerita,mereka berusaha membuat rumah menjadi tempat ternyaman untuk aku pulang,mereka mengganti kasih sayang dan perhatian yang selama ini mereka lalaikan.tapi mengapa mereka berubah setelah mas Fathih pergi,mengapa tidak dari dulu mereka berubah,seandainya dari dulu mereka berubah mas Fathih akan merasakan kebahagiaan seperti yang aku rasakan saat ini.papa dan mama juga sudah memperbolehkan aku untuk mondok mas ketika aku lulus SMP nanti,mereka bilang selama aku bahagia mereka akan mendukungku.dulu mas Fathih pernah bilang akan meraih kebahagiaan mas sendiri teryata baru sekarang aku mengerti teryata kebahagian mas Fathih adalah berada di dekat eyang uti,mas kangen ya mas sama eyang uti,selamat berbahagia mas ...tunggu aku menyusulmu kelak.






Yogyakarta,26 oktober 2024



Etik Noviana

Komentar

Postingan populer dari blog ini

CINTA TERLARANG

SANG PETANI

AKU INGIN BERUBAH