DIBALIK JILBAB ANNISA
Pagi ini adalah pagi terindah bagiku,karena kini usiaku bertambah,Aku tak menyangka Papa memberi kado sebuah mobil mewah untukku.Mobil yang sudah lama aku dambakan.Kedua orang tuaku memang selalu menuruti kemauanku,wajar saja karena aku anak mereka satu- satunya.Papa ku yang seorang pejabat tinggi tak pernah menolak setiap aku minta ini dan itu.Boleh dibilang keluarga kami keluarga kaya raya,kami hidup tak pernah kekurangan.
Namaku Adinda.Umur 17 tahun. Aku adalah seorang mahasiswi di sebuah kampus ter mahal di kota ini.
Di kampus aku paling populer.Karena selain cantik aku juga pintar dan kaya raya.Tak heran banyak yang ingin berteman denganku.Kecuali Annisa dia teman satu kelasku yang seolah-olah selalu menghindariku.Aku bagaikan kuman yang harus dihindarinya.Tapi aku tak peduli dengan gadis culun,berjilbab dan berkacamata itu,toh tidak rugi jika tidak berteman dengan nya.Aku mempunyai pacar yang tampan rupawan dan kaya raya namanya Tomi,Kata teman-temanku kita pasangan yang serasi.Dan aku mempunyai tiga sahabat yaitu Maya,Rani dan Nina.Kami berteman akrab sekali karena kita sama-sama cocok dan sama-sama anak orang kaya.Kita berjanji akan bersahabat dikala suka dan duka.
Malam semakin larut tetapi Papa belum juga pulang.Padahal Papa sudah berjanji akan pulang cepat untuk merayakan ulang tahun ku dirumah.Apalah arti perayaan ini tanpa kehadiran Papa.Kupandangi puluhan kado dan buket bunga yang berjejer rapi di ruang tengah.Barang-barang mahal itu seakan tak ada artinya tanpa kehadiran Papa.Tidak biasanya Papa seperti ini.Biasanya Papa akan mengabari kalau akan pulang terlambat.Aku dan Mama jadi merasa khawatir mengapa Papa tak ada kabar.Aku dan Mama berusaha menghubungi Papa tetapi tak pernah bisa.Aku dan Mama semakin khawatir,takut terjadi apa-apa dengan Papa.Dan benar saja tidak beberapa lama telepon rumah berbunyi dan mengabarkan bahwa Papa ditangkap Polisi karena kasus korupsi yang dituduhkan padanyaAku dan Mama menangis histeris karena tak mampu menerima kenyataan ini.Bahkan Mama pingsan saking terpukulnya.Kami benar-benar tak percaya Papa tak mungkin korupsi.Aku merasa duniaku runtuh saat ini.Bagaimana caraku menghadapi dunia.Bagaimana caraku menghadapi Tomi,sahabatku dan Teman-temanku,Bagaimana aku menjawab semua pertayaan mereka.Masihkah ada yang mau berteman dengan ku.Rasanya aku sangat malu bertemu mereka.
Papa benar-benar ditahan.Dan seperti yang aku takutkan di kampus semua teman menghindariku tak terkecuali Tomi dan sahabat-sahabatku.Mereka seolah-olah tek mengenalku dan menjauhiku.Jangankan teman, saudara Papa dan Mama juga menjauhi kami apalagi sahabat dan teman sosialita Mama dan Papa mereka seperti hilang di telan bumi.Semua aset yang kami miliki disita.Yang tersisa hanya perhiasan yang melekat di badan dan perhiasan hadiah dari saudara dan teman kami berdua.Dan Sertifikat tanah warisan dari kakek yang tidak disita.Sudah jatuh tertimpa tangga mungkin itu ungkapan yang cocok bagi keluarga kami.Aku bingung bagaimana dengan masa depanku kelak.
Kehidupan harus terus berjalan.Akhirnya kami pindah dan mengontrak rumah kecil untuk tempat tinggal kami.Sebenarnya Mama ingin membeli rumah tetapi uang kami tidak cukup.Bahkan Mama berencana menjual tanah warisan tetapi belum laku juga.Mama benar-benar tertekan dengan situasi yang seperti ini.Mama yang biasanya hobi belanja harus memutar otak mencari uang sendiri.Mama yang tidak mempunyai keahlian apa-apa akhirnya tidak bisa bekerja.Mama sampai depresi dan bahkan benar-benar kehilangan akal sehatnya.Aku benar-benar sedih memikirkan Mama.Kenapa cobaan ini begitu berat bagiku.Kami yang selama ini hidup enak harus merasakan hidup susah seperti ini.
Kini aku berhenti kuliah dan memutuskan untuk mencari kerja,semua kulakukan demi Mama dan demi kelangsungan hidup kami,dulu aku hidup mewah apa apa sudah tersedia,tak pernah merasakan sengatan sinar matahari karena setiap keluar rumah pasti selalu naik mobil dan diantar supir.Tapi kini Adinda telah berubah menjadi Adinda yang hidup serba kekurangan dan kemana mana harus jalan kaki.
Siang ini matahari begitu terik.Aku sudah lelah berjalan kaki menyusuri jalanan untuk mencari pekerjaan.Tetapi mencari kerja di jakarta sangat sulit apalagi orang sepertiku yang tidak mempunyai kemampuan apapun.Kulangkahkan kaki dengan gontai hingga tak terasa hari sudah sore dan aku harus buru-buru pulang untuk melihat keadaan Mama yang seharian aku tinggal,Baru mau menyeberang jalan tiba-tiba ada suara seseorang yang memanggil namaku Aku menoleh,rupanya Annisa yang memanggil namaku.Awalnya aku malu dan ragu bertemu Annisa dengan kondisi seperti ini.Tapi mau bagaimana lagi toh mau tidak mau aku sudah terlanjur bertemu dengannya.Annisa mengajak ku ngobrol sambil makan di sebuah warung makan.Jujur aku senang karena seharian aku memang belum makan apa-apa.Annisa turut prihatin dengan musibah yang menimpa ku.Aku juga meminta maaf kepada Annisa karena selama kuliah aku judes dan sombong kepadanya.Annisa hanya tersenyum dan memaafkanku.Bahkan setelah makan Annisa mengantar ku pulang dengan motornya,Aku senang sekali karena kaki ini sudah benar-benar lelah.
Sesampainya dirumah aku kaget karena banyak tetangga yang datang ke rumah kami.Kata mereka mama baru saja mengamuk dan mencelakai salah satu warga di kampung ini.Dan mereka meminta ku,memasukkan Mama kerumah sakit jiwa.Betapa hancur hati ku mendengar perkataan mereka.Aku tak mau berpisah dengan Mama,selain itu aku tak punya biaya untuk memasukkan Mama kerumah sakit jiwa.Annisa menasehatiku supaya aku bersedia membawa mama berobat.Annisa besok yang akan menemaniku kerumah sakit jiwa dan sekaligus meminjami uang untuk berobat Mama.Aku sangat berterima kasih kepada Annisa.
Pagi-pagi buta Annisa sudah datang ke rumah dengan membawa mobil dan sopirnya.Aku tak menyangka teryata Annisa anak orang kaya.Dia bahkan membawakan ku 2 buah nasi bungkus untuk sarapanku dan Mamaku.Aku sungguh terharu.Annisa juga bilang kepadaku setelah dari rumah sakit jiwa dia mengajakku ke butik.Dan aku menghiyakanya.Mama benar-benar dirawat inap di rumah sakit jiwa.Aku sangat sedih sekali.tak henti-hentinya aku menangis.Annisa memelukku dan berkata kalau aku tak sendiri ada dia yang akan menemani.Aku semakin erat memeluknya.
Sepulang dari mengantar Mama,Annisa mengajakku ke butik yang mewah.Aku heran mengapa Annisa membawaku ke sini.
"Nis ngapain kamu membawaku ke sini?"tanyaku penasaran.
"Kamu mau ngak kerja disini"kata Annisa
"Mau...Mau banget Nis......emangnya kamu kenal dengan pemilik butik ini....wah hebat banget,pemiliknya pasti orang kaya raya."kataku antusias.
"Emmm...ini butik ku,aku yang punya butik ini"kata Annisa.
"Sungguh Nis,,,wah kamu hebat banget,aku tak mengira teryata kamu anak orang berada tetapi tidak sombong dan selalu tampil sederhana."kataku masih tak percaya.
"Ah biasa saja kok...ini semua titipan dari yang diatas,kalau kamu mau kerja di sini nanti aku antar kamu mengemasi barang-barangmu dan tinggal di mes belakang butik supaya kamu tidak tinggal sendiri lagi.Lagi pula hemat biaya,uamg untuk mengontrak rumah bisa buat biaya rumah sakit Mama mu."kata Annisa.
"Iya iya Nis....aku setuju"kataku.
Akhirnya aku bekerja di butik Annisa.Aku tak mengira Annisa sebaik itu,Dulu aku meremehkannya.Teryata dia lah teman satu-satunya yang mau menemaniku disat aku jatuh se jatuh-jatuhnya.Dia yang dulu bahkan tidak aku anggap teman kini bersedia berada disampingku disaat semua menjauhiku.Di mana yang dulu katanya pacar dan sahabat yang setia, yang katanya ada dikala suka dan duka.Nyatanya disaat suka mereka datang dan disaat duka mereka menghilang.Sahabat dan pacar macam apa mereka.
Sudah 3 bulan aku bekerja di butik Annisa.Aku betah kerja disini. Annisa benar-benar baik.Bahkan Annisa sudah menganggapku sebagai sahabatnya.Dia juga membimbingku menjadi pribadi yang lebih baik lagi.Berkat bimbingannya aku sekarang menutup aurat.Aku juga rajim sholat dan mengaji.Aku juga sering diajak Annisa menginap di rumah mewahnya.Teryata dibalik jilbab Annisa yang sederhana teryata dia anak orang berada.Dari Annisa aku banyak belajar tentang kesederhanaan dan sebuah kata ikhlas.
Yogyakarta,14 Mei 2013
Penulis:Etik Noviana
Komentar
Posting Komentar