IPAR ADALAH ULAR
Aku termenung menatap langit-langit kamar bercat biru muda ini. Sesekali mataku menyapu setiap sudut ruangan tempat aku dirawat. Pikiranku menerawang jauh sambil terus mengelus perut buncitku.Kehamilanku baru memasuki usia 9 bulan,tetapi dari kemarin sore aku sudah merasakan kontraksi dan pendarahan. Rasa sakit mulai datang lagi. Aku berusaha memanggil Mas Tora yang sedang berada di luar kamar. Beberapa menit yang lalu dokter memanggilnya. Mungkin karena suaraku terlalu lirih sehingga Mas Tora tidak mendengar panggilanku. Malah yang ku dengar suara Mas Tora yang sedang berdebat dengan seseorang. Suara seseorang yang sudah tak asing lagi ditelinggaku ya... suara itu suara Mbak Tari kakak iparku. "Dengar Mbak Tari....berikan aku satu alasan mengapa aku tidak boleh memilih menyelamatkan Sasi istriku. Bukan berarti aku tak sayang anakku. Andai Sasi tidak ada pendarahan dan tidak harus segera dioperasi mungkin dokter juga tidak akan memberikan pilihan yang sulit bagiku. Tapi kenyataan...