SERIBU MAWAR PUTIH
Suara kicauan burung pipit beryanyi dengan merdunya seolah-olah menyambut sinar mentari yang hangat,pohon-pohon bambu diseberang makam seolah-olah berbisik-bisik melihat kehadiranku,semilir angin pagi mengusap lembut pipiku yang basah oleh barisan air mata yang jatuh menetes. Ini adalah hari ketiga aku mengunjungi makam papa,ada perasaan sedih yang teramat sangat,mengingat betapa cepatnya papa meninggalkan aku.Rasanya baru sebentar aku dan papa berkumpul setelah 2 tahun aku meninggalkan papa untuk melanjutkan study ku.Tapi kini aku harus melanjutkan hidupku tanpa papa,aku harus kuat...,aku harus kuat supaya bisa terus menjaga mama,orang yang paling aku sayangi didunia ini selain papa. Hari mulai siang,aku beranjak pergi meninggalkan makam ini.Sepi...ada perasaan takut dihati,tapi baru berjalan beberapa langkah,aku melihat dari kejauhan seorang pemuda yang usianya sebaya denganku.Pemuda itu membawa se tangkai mawar putih di tangannya,kemudian pemuda itu meletakkan mawar itu di sala...